Perumda Gapura Tirta Rahayu Purwakarta Bermetamorfosis Jadi PDAM Modern, Tingkatkan Mutu Pelayanan Konsumen

Plt Direktur Utama Perumda Gapura Tirta Rahayu Riana A. Wangsadiredja(Adam Sumarto/Pasundan Ekspres)
"Ada beberapa wilayah yang terkendala pasokan karena elevasinya ada di atas. Misalnya di Kampung Bebesaran, Gembong, Purwamekar dan Perumahan Gandasari," kata Riana.
Penyebab utama sering terjadi kendala yakni sumber air dari Cilembangsari dan Cigoong tak bisa optimal memasok air ke kota karena banyak titik kecoboran akibat jaringan perpipaan yang sangat tua atau usia teknisnya sudah lama habis.
"Debit air memang mencukupi, tapi tak bisa optimal, terutama di wilayah Purwakarta Timur seperti Cimaung, Perumahan BJI dan Dian Anyar," ucap Riana.
Jalur ini pun masih menggunakan pipa asbes sepanjang 23 km yang belum pernah diganti sejak 1979. Padahal, jika dilakukan peremajaan terhadap instalasi, sangat berpotensi untuk menambah cakupan.
Perlu diketahui pula bahwa kualitas air Cilembangsari-Cigoong lebih bagus dari pada air Jatiluhur. "Adapun solusi jangka pendek, yakni memperbaiki kebocoran. Sedangkan solusi jangka panjang adalah melakukan peremajaan pada 2025. Persiapannya sudah hampyer selesai," katanya.
Riana juga mengungkapkan adanya kendala yang terjadi di IPA Ubrug, yakni masih terbentang pipa asbes sepanjang 12 KM. Ini juga harus diremajakan, mencakup IPA nya itu sendiri. "Problem lain, sambungan pipa yang membentang di Sasak Beusi, Sindangkasih, terputus sejak 2022 silam," ujar Riana.
Pipa PDAM Purwakarta menempel pada bentangan instalasi jembatan milik Kementerian PUPR. Pada 2022 silam ada peremajaan jembatan Sasak Beusi, sehingga saluran pipa PDAM diputus.
Putusnya pipa tersebut sangat berpengaruh terhadap pasokan air ke Kota. Hingga akhirnya Kota hanya mengandalkan pasokan air dari Cilembangsari-Cigoong (yang banyak kebocoran itu), dan IPA Sadang.
"Alhamdulillah sambungan pipa di Sasak Beusi disambung kembali. Saat ini sedang dalam proses pengerjaan. Jika sudah kelar, maka pasokan air ke Kota tak bakal lagi bermasalah. Januari 2025 dipastikan sudah memasok Kembali ke Kota," ucap Riana.
PDAM Purwakarta juga memiliki kendala pada pipa transmisi di Sadang yang sebenarnya IPA Sadang disiapkan bukan untuk pasokan air ke kota, tetapi ke Babakancikao. Karenanya, jika IPA Ubrug sudah kembali bisa memasok ke Kota, IPA Sadang bisa fokus ke Babakancikao, khususnya ke daerah Cigelam dan Perumahan Gandasari.
"Jika IPA Ubrug tersambung kembali, perpipaan Cilembangsari - Cigoong dan diremajakan, maka persoalan air di Purwakarta tak akan bermasalah lagi. Bahkan kita bisa menambah cakupan baru," katanya.
Riana mengungkapkan, untuk melakukan peremajaan terhadap instalasi PDAM yang sudah sangat uzur, diperlukan biaya yang tak sedikit. Perlu memutar otak agar bisa mewujudkannya.
Berubahnya status PDAM dari BUMD ke Perumda, memberi keleluasaan bagi pihaknya untuk melakukan kerjasama investasi dengan pihak swasta tanpa membebani keuangan APBD. "Kami menerapkan pola kerja sama dengan sistem business to business (B2B)," ujar Riana.
B2B adalah sistem kerjas ama yang paling efektif dan efisien. Perumda bisa bekerja sama dengan pihak swasta atau badan usaha lain. Langkah strategi ini diambil karena didasari kondisi keuangan pemerintah daerah yang tidak memungkinkan menggelontorkan modal dalam waktu cepat dan singkat untuk meremajakan seluruh perpipaan yang tua ini.
"Skema bisnis yang diterapkan adalah build operate transfer atau BOT. Jadi, investor menanamkan modal untuk membangun intake, IPA dan jaringan perpipaan yang baru. Kemudian mereka mengoperasikannya dalam jangka waktu sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak," ucap Riana.
Selanjutnya, setelah masa kontrak habis dan tidak diperpanjang, maka aset diserahkan dan menjadi milik PDAM Purwakarta. Ini sudah banyak dilakukan oleh PDAM-PDAM lain. Seperti Bekasi yang sudah menerapkannya sejak 2013.
"PDAM Purwakarta berperan dalam pengembangan cakupan sambungan rumah. Jadi, ini simbiosis mutualisme. Kita tahu bahwa swasta tak boleh menjual air. Sesuai aturan, penyelenggara atas tarif adalah PDAM. Nantinya keuntungan pihak swasta adalah dari bagi hasil dari tarif," katanya.
PDAM Purwakarta juga sudah membuat MoU dengan tiga investor. Awal 2025 memulai, dan pada pertengahan 2025 distribusi air di Purwakarta akan berjalan lancar.