PASUNDAN EKSPRES-Pendidikan merupakan salah satu pilar penting dalam pembangunan suatu negara. Di era modern, dunia pendidikan tengah menghadapi disrupsi yang signifikan, termasuk di Indonesia. Perubahan ini membawa dampak besar pada metode belajar dan mengajar, yang akan memengaruhi masa depan generasi muda Indonesia.
Di tengah kemajuan teknologi yang semakin pesat, muncul tantangan baru, terutama dengan maraknya konten digital dan media sosial yang sering kali sulit dikendalikan. Keberadaan dunia digital dan media sosial dapat menjadi hambatan signifikan dalam upaya penanaman nilai-nilai agama.
Beragam informasi dan sudut pandang yang tersebar sering kali membingungkan generasi muda, sehingga menyulitkan mereka dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama secara benar. Tidak jarang, mereka juga terpapar konten negatif yang berpotensi merusak keyakinan serta nilai-nilai spiritual yang telah diajarkan oleh guru-guru agama.
Berbagai tantangan tersebut membutuhkan upaya-upaya untuk menjawabnya, di antaranya yaitu melalui momentum peringatan hari Maulid Nabi pada tanggal 16 September 2024 ini.
Dalam momentum Maulid Nabi, Akademisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Erba Rozalina Yulianti M.Ag mengungkapkan bahwa, peringatan Maulid Nabi sejatinya merupakan momen refleksi dalam menjalani kehidupan sehari-hari, di mana Nabi Muhammad menjadi inspirasi dan motivasi bagi umat Muslim untuk senantiasa memperbaiki diri.
"Peringatan Maulid Nabi sejatinya adalah sarana bagi umatnya untuk kembali memahami dan menjalani nilai-nilai kebaikan, baik sebagai ayah yang baik di mata anak-anak, suami yang baik di mata istri, mertua yang baik di mata menantu, sahabat yang baik bagi teman, maupun pemimpin yang bijaksana bagi umatnya."
Kaprod MPAI UIN Jakarta itu menjelaskan, di era digital saat ini, khususnya bagi generasi muda dalam Revolusi Industri 5.0, keteladanan Nabi Muhammad tetap relevan. Oleh karena itu, sebagai orang tua dan guru, sudah seharusnya kita membimbing anak-anak untuk meneladani sosok yang sesuai dengan tantangan zaman mereka.
"Pada diri Nabi Muhammad itu sudah terwujud sosok insan kamil, mempunyai kepribadian yang unggul di mata masyarakat dunia."
"Era digital saat ini, keteladanan Nabi sangat dibutuhkan bagi generasi muda di revolusi 5.0. Maka sebagai orang tua, sebagai guru sudah seharunya kita mengarahkan anak-anak kita agar mencontoh keteladanan Nabi Muhammad SAW,"
Menurutnya, Nabi Muhammad bukan hanya menjadi teladan bagi generasi orang tua, tetapi juga bagi generasi muda saat ini. Keteladanan beliau tidak hanya terbatas pada sifat-sifat seperti sidiq, amanah, tabligh, dan fatonah, melainkan jauh lebih luas. Sebagai manusia sempurna, tentu banyak hal darinya yang bisa kita tiru.
Untuk lebih lengkapnya, berikut simak dalam ulasan artikel dibawah ini!
Keteladanan Nabi Muhamad SAW
Sosok yang Jujur, salah satu sifat utama Nabi adalah kejujuran. Beliau selalu berkata benar, sehingga dipercaya oleh Allah untuk menyampaikan wahyu. Hal ini penting dipahami oleh para remaja di era digital saat ini, di mana mereka sering terpapar oleh informasi yang belum tentu benar.
Orang tua harus mengarahkan anak-anak agar tidak terjebak dalam berita yang menyesatkan. Kejujuran adalah nilai yang semakin langka di dunia modern. Jika sejak remaja anak-anak diajarkan dan dibiasakan untuk jujur, maka dalam dunia kerja, mereka akan mendapatkan kepercayaan, dan kejujuran tersebut akan memudahkan mereka dalam berkarier.
Sosok yang Amanah, Nabi Muhammad juga dikenal sebagai sosok yang amanah. Sejak kecil, dalam berdagang, beliau selalu jujur dan tidak pernah menipu, tidak pernah melebihkan timbangan. Beliau berdagang bukan semata-mata mencari keuntungan, melainkan untuk mendapatkan ridho Allah.
Sosok yang Cerdas, Nabi Muhammad adalah sosok yang cerdas, selalu mampu menyelesaikan permasalahan umatnya dengan cara yang bijaksana dan elegan. Sebagaimana kita ketahui, kecerdasan juga menjadi salah satu sifat penting yang perlu dimiliki oleh remaja saat ini. Tidak hanya kecerdasan emosional dan religiusitas, tetapi juga kecerdasan intelektual.
Untuk itu, remaja perlu meneladani kecerdasan Nabi dalam menghadapi tantangan yang mereka hadapi setiap hari, terutama di era digitalisasi informasi saat ini.
Sosok yang Dermawan, Nabi juga dikenal sebagai orang yang dermawan, selalu membantu bagi mereka yang membutuhkan. Untuk itu, remaja perlu meneladani kedermawanan beliau, karena kebaikan yang diberikan akan kembali kepada diri mereka sendiri.
Sosok yang Toleran, sifat toleransi Nabi Muhammad juga patut dijadikan teladan. Beliau selalu terbuka terhadap semua suku, budaya, ras, agama, dan ideologi, tanpa memisahkan diri dari identitasnya sebagai seorang Muslim. Nabi Muhammad mampu berbaur dengan semua orang tanpa memandang perbedaan.(*)