SUBANG-Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Subang, dr. Maxi, menekankan pentingnya kolaborasi antar sektor dalam penanganan stunting.
Menurutnya, upaya mengatasi stunting tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi juga melibatkan berbagai sektor lainnya. "Penanganan stunting itu melibatkan multi sektor, jadi tidak hanya sektor kesehatan saja, tetapi juga sektor lain," ujar dr. Maxi saat diwawancara media dalam kegiatan Rakor Percepatan Penurunan Stunting di Pemda Subang, kemarin.
Ia menjelaskan bahwa penanganan stunting dibagi menjadi dua intervensi utama, yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Kemudian ada pula intervensi spesifik mencakup langkah-langkah di bidang kesehatan, sementara intervensi sensitif melibatkan peran sektor lain. "Misalnya, pembangunan sarana air bersih oleh dinas pekerjaan umum, pemanfaatan lahan pekarangan oleh dinas pertanian atau ketahanan pangan, serta pembukaan lapangan kerja oleh dinas tenaga kerja," jelasnya.
Maxi juga menyampaikan, intervensi spesifik yang dilakukan oleh sektor kesehatan cukup banyak, tetapi saat ini fokus utamanya adalah mencegah kasus stunting baru. "Yang sudah ada, biar kita tangani. Namun, yang baru harus dicegah agar tidak terjadi lagi, baik sebelum lahir maupun sesudah lahir," tegasnya.
Menurutnya, ada tiga langkah utama yang harus dilakukan untuk mencegah stunting sebelum bayi lahir. Pertama, memastikan bahwa 100 persen ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 6 kali selama masa kehamilan, dengan rincian 4 kali oleh bidan dan 2 kali oleh dokter. "Kedua, ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis harus mendapatkan makanan tambahan. Ketiga, semua ibu hamil wajib mendapatkan tablet penambah darah untuk mencegah anemia minimal selama 90 hari setelah masa kehamilan," terangnya.
Setelah bayi lahir, ada tiga langkah utama yang harus diambil. Pertama, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, kemudian dilanjutkan hingga usia 2 tahun dengan pemberian makanan tambahan untuk bayi yang kurang gizi. "Pemberian ASI eksklusif sangat penting untuk tumbuh kembang anak, kedua, imunisasi dasar lengkap untuk bayi. Anak yang imunisasinya tidak lengkap cenderung lebih mudah sakit, yang tentunya akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan mereka," tambah dr. Maxi.
Dia mengatakan, upaya-upaya ini, menurutnya, sudah berada dalam kendali bidan, kader, dan PKK. Fokus wilayah penanganan stunting berada di kecamatan dengan prevalensi stunting tertinggi, yaitu Compreng, Serangpanjang, dan Ciater. "Jika hanya beberapa wilayah yang ditekan, wilayah lain bisa mengalami peningkatan kasus stunting. Dengan kolaborasi berbagai sektor dan kesadaran masyarakat, diharapkan angka stunting di Kabupaten Subang bisa ditekan secara signifikan," pungkasnya.(cdp/sep)