Headline

Buruh Harap Ada Solusi Pasca Penutupan Tambang di Subang Selatan

buruh tambang di Subang
MINTA SOLUSI: Sejumlah buruh meminta solusi atas penutupan tambang ilegal oleh pemerintah.

SUBANG–Penutupan tambang di Subang membawa dampak besar bagi para buruh tampol dan buruh muat. Ratusan pekerja yang sebelumnya menggantungkan hidup dari aktivitas tambang kini kehilangan mata pencaharian dan kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Mereka pun mengadu kepada Kang Dedi Mulyadi, meminta bantuan dan solusi agar bisa kembali bekerja.

Salah satu buruh tampol, Heri mengatakan, ia bersama rekan-rekannya berharap ada jalan keluar bagi mereka yang kini tidak bisa bekerja dan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar.

Menurut Heri, penutupan tambang menyebabkan para pekerja serabutan kehilangan sumber pendapatan. Mereka kini bingung harus mencari pekerjaan di mana, karena selama ini pekerjaan mereka hanya berkutat di dunia tambang.

Keluhan serupa datang dari Sumarna, seorang buruh muat yang juga terdampak oleh penutupan tambang. Ia menegaskan, para buruh seperti dirinya tidak tahu-menahu soal legalitas tambang. Mereka hanya bekerja untuk mencari nafkah bagi keluarga.

"Kami tidak tahu itu tambang legal atau ilegalnya, karena kami di sini hanya bekerja untuk cari nafkah sehari-hari. Sudah beberapa minggu setelah penutupan tambang ini, kami bingung dan minta solusinya biar keluarga-keluarga kami tetap bisa makan," kata Sumarna.

Jujun, salah satu buruh lainnya, menambahkan bahwa selama ini pekerjaan sebagai buruh tampol dan buruh muat menjadi satu-satunya mata pencaharian mereka. Jika tambang tetap ditutup tanpa ada solusi dari pemerintah, maka mereka tidak tahu harus bekerja apa.

"Kami ini hanya pekerja, bukan pemilik tambang. Kami bekerja dari pagi sampai sore dengan tenaga untuk mengangkat pasir dan material lainnya. Sekarang tambang ditutup, kami tidak bisa bekerja, lalu bagaimana dengan keluarga kami?" ujar Jujun.

Para buruh berharap Kang Dedi Mulyadi yang merupakan Gubernur Jabar terpilih, bisa memberikan solusi bagi mereka. Mereka tidak meminta yang muluk-muluk, hanya ingin bisa tetap bekerja dan mendapatkan penghasilan agar bisa memenuhi kebutuhan keluarga.

Penutupan tambang di Subang Selatan tidak hanya berdampak pada para buruh, tetapi juga pada perekonomian lokal. Banyak warung makan, toko kelontong, dan jasa angkutan yang biasanya mendapat penghasilan dari para pekerja tambang kini ikut sepi.

Seorang pemilik warung di sekitar lokasi tambang yang ditutup mengaku omsetnya turun drastis.

"Biasanya setiap hari banyak buruh yang makan dan beli minuman di sini. Tapi sejak tambang tutup, warung saya jadi sepi, karena mereka tidak punya uang untuk jajan," katanya.

Selain itu, jasa transportasi seperti ojek juga mengalami penurunan pendapatan. Sebelumnya, mereka sering mengantar buruh ke lokasi tambang atau mengangkut hasil tambang ke tempat lain. Kini, dengan aktivitas tambang yang terhenti, pendapatan mereka pun ikut terpuruk.(hdi/ysp)

Terkini Lainnya

Lihat Semua