Headline

Keberagaman: Anugerah Ilahi yang Menyatukan Umat

Tausiyah Ramadan

Oleh: Aziz Akbar Mukasyaf, S.Hut., M.Sc., Ph.D

Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Keberagaman merupakan salah satu anugerah ilahi yang tercermin dalam setiap aspek kehidupan manusia dan alam semesta, yang pada hakikatnya mengandung hikmah serta tujuan yang mendalam. Dalam perspektif Islam, perbedaan bukanlah alasan untuk perpecahan, melainkan sarana bagi manusia untuk saling mengenal, belajar, dan menghargai keunikan masing-masing. Konsep ini diungkapkan secara gamblang dalam Al-Qur’an yang menyatakan, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah yang paling bertakwa” (QS. Al-Hujurat: 13). Ayat ini menegaskan bahwa perbedaan dalam suku, bangsa, dan bahasa merupakan bagian dari ciptaan Allah yang bertujuan untuk saling mengenal dan menghargai, sehingga nilai takwa menjadi tolok ukur kemuliaan sesungguhnya.

Keberagaman dalam Islam tidak hanya meliputi perbedaan etnis dan budaya, tetapi juga mencakup variasi dalam cara berpikir, tradisi, dan pengalaman hidup yang membentuk identitas setiap individu. Allah SWT berfirman dalam QS. Ar-Rum: 22, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah penciptaan langit dan bumi dan perbedaan bahasa (Anda) dan warna kulit (Anda). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berilmu.” Ayat ini mengajak umat manusia untuk merenungi tanda-tanda kebesaran Allah yang termanifestasi melalui keragaman tersebut, yang sekaligus berfungsi sebagai peringatan agar manusia tidak sombong dan selalu rendah hati di hadapan Sang Pencipta.

Dalam konteks sosial dan kemanusiaan, perbedaan yang ada seharusnya menjadi jembatan pemersatu, bukan sumber konflik. Keberagaman dimaksudkan agar manusia dapat saling melengkapi dan memperkaya kehidupan satu sama lain melalui interaksi yang konstruktif. Prinsip saling mengenal ini merupakan landasan untuk terciptanya keadilan sosial, di mana setiap individu dihargai berdasarkan amal perbuatannya dan bukan semata-mata dari asal-usul atau penampilan fisik. Dalam hal ini, ajaran Islam menegaskan bahwa keutamaan seseorang tidak diukur dari ras, suku, atau warna kulit, melainkan dari tingkat ketakwaan, sebagaimana tercermin dalam QS. Al-Hujurat: 13.

Selain itu, keberagaman juga memiliki implikasi etis yang mendalam, di mana umat Islam diharapkan untuk mengembangkan sikap toleransi, inklusivitas, dan empati terhadap sesama. Rasulullah SAW sendiri telah mengajarkan bahwa persaudaraan dalam Islam bersifat universal dan melampaui batas-batas etnis serta budaya. Beliau menekankan, “Tidak ada keutamaan bagi orang Arab atas non-Arab, dan tidak ada keutamaan bagi orang kulit putih atas orang kulit hitam, kecuali karena takwa” yang sejalan dengan pesan Al-Qur’an tentang persatuan umat manusia. Dengan demikian, anugerah keberagaman harus dipandang sebagai modal sosial yang mampu mempererat tali ukhuwah dan mendorong terciptanya harmoni dalam masyarakat.

Keberagaman juga berperan penting dalam mewujudkan sistem ekonomi dan sosial yang adil, di mana setiap kelompok mendapatkan kesempatan yang setara untuk berkembang dan berkontribusi. Prinsip ini termaktub dalam berbagai ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk berbagi rezeki melalui mekanisme zakat, sedekah, dan infaq. Keterbukaan dan penghargaan terhadap perbedaan memungkinkan terwujudnya kerjasama yang solid antara berbagai elemen masyarakat, sehingga ketimpangan sosial dapat diminimalisir dan kesejahteraan bersama dapat lebih mudah diraih. Dengan demikian, keberagaman bukan hanya nilai estetika, tetapi juga fondasi bagi pembentukan masyarakat yang adil dan sejahtera.

Secara teologis, keberagaman merupakan manifestasi dari hikmah Allah dalam menciptakan manusia yang berbeda-beda untuk saling mengisi dan melengkapi. Proses penciptaan yang begitu kompleks dan bervariasi merupakan bukti nyata atas kebijaksanaan dan keagungan Sang Pencipta, yang menetapkan bahwa setiap perbedaan memiliki fungsi dan peran yang spesifik dalam menjaga keseimbangan alam semesta. Dalam perspektif ini, keragaman merupakan ujian sekaligus karunia yang menuntut manusia untuk dapat hidup dalam kerukunan dan saling menghormati. Hal tersebut sejalan dengan prinsip bahwa keimanan seseorang tidak akan sempurna jika tidak diimbangi dengan kecintaan dan penghargaan terhadap sesama.

Dalam dimensi sosial-politik, keberagaman juga merupakan elemen kunci yang dapat memperkuat identitas dan solidaritas umat. Islam mengajarkan bahwa perbedaan pendapat dan latar belakang seharusnya tidak menghalangi terciptanya dialog yang konstruktif, melainkan menjadi sumber inspirasi untuk mencapai solusi yang lebih baik dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. Dialog antarbudaya dan lintas agama pun harus dilandasi oleh sikap saling menghormati dan pengakuan terhadap nilai-nilai universal yang diemban oleh setiap individu. Dengan demikian, keberagaman tidak semata-mata menjadi latar belakang konflik, melainkan potensi untuk menciptakan perdamaian dan kemakmuran bersama.

Implikasi praktis dari penghargaan terhadap keberagaman terlihat pada upaya-upaya integratif dalam berbagai bidang kehidupan, mulai dari pendidikan, ekonomi, hingga politik. Kebijakan-kebijakan yang inklusif dan berpihak kepada kepentingan bersama merupakan cerminan dari ajaran Islam yang menekankan pentingnya keadilan dan persamaan hak. Ketika setiap elemen masyarakat merasa dihargai dan memiliki peran yang setara, maka terwujudlah sebuah sistem sosial yang resilient dan responsif terhadap dinamika global. Dengan demikian, anugerah keberagaman seharusnya menjadi inspirasi bagi setiap pemimpin dan warga negara untuk terus membangun masyarakat yang harmonis, di mana perbedaan dipandang sebagai kekayaan dan bukan sebagai sumber perpecahan.

Akhirnya, pemahaman mendalam tentang keberagaman sebagai anugerah ilahi mengharuskan setiap individu untuk menginternalisasi nilai-nilai toleransi, penghargaan, dan persaudaraan. Pesan universal yang terkandung dalam Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW mendorong umat Islam untuk senantiasa memelihara hubungan baik antar sesama, tanpa memandang perbedaan yang ada. Dengan menjadikan keberagaman sebagai sumber kekuatan, umat dapat bersatu menghadapi berbagai tantangan dan mewujudkan cita-cita bersama menuju masyarakat yang adil, sejahtera, dan penuh berkah. Semangat inilah yang hendaknya menginspirasi kita untuk terus berinovasi dan berkolaborasi demi kebaikan bersama, selaras dengan tuntunan ilahi yang menuntun umat manusia menuju.(*)

 

Terkini Lainnya

Lihat Semua