Oleh: Mohamad Fauzi
CEO Pasundan Ekspres Group
SEAKAN baru saja kemarin. Pasundan Ekspres kini sudah sweet seventeen, 26 Maret 2025. Alhamdulillah, tujuh belas tahun usia media multi platform harian umum koran ini berdiri dan masih eksis dengan berkantor pusat di Jalan Ahmad Yani No 110 Pasirkareumbi Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Melewati usia 17 tahun bukanlah hari-hari yang menyenangkan. Banyak lika-liku dilalui media lokal satu-satunya di Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang dan Bandung Raya Jawa Barat ini.
Kehadiran Pasundan Ekspres dari masa medium kejayaan media cetak kertas hingga di era konvergensi media saat ini, dibutuhkan skill khusus agar tetap eksis. Bukan tidak ada pembaca yang membunuh koran saat ini. Bagaimana bisa gak terbunuh jika harga kertas yang setahun bisa naik sampai 13 kali? Begitu juga tinta dan semua software dan hardware dunia percetakan mewajibkan manajemen untuk serius menekuni dengan seksama bisnis media ini. Soal pembaca sepanjang zaman tetap masih banyak.
Manajemen yang smart dan tetap jeli wajib hukumnya melihat pasar dan kecenderungan dunia saat ini. Jika tidak, gulung tikar adalah ancaman terpahitnya.
Selain terbit koran, Pasundan Ekspres sudah jauh hari menyadari dunia sosial media juga menjadi atensi serius. Potensi ancaman dan peluangnya. Dengan segenap kelengkapan media platformnya seperti www.pasundanekspres.id, IG, YouTube, Facebook, Twitter kini X juga Tiktok dan sejenis medsosnya berlabel Pasundan Ekspres juga sudah dilengkapi sebagai "senjata" informasi yang diproduksi tim bisa disuguhkan kepada publik sebagai media terpercaya, hingga saat ini.
Fungsi kontrol sosial, Pasundan Ekspres tetap menjadi garda terdepan. Membantu program dan kebijakan pemerintahan juga tetap sebagai karya terbaik jurnalistik ini terus dilakukan. Koran sebagai dinamisator berbagai stakeholder pembangunan terus difungsikan. Sebagai wahana promosi dan edukasi pun terus dilakukan agar publik pembaca tidak ketinggalan informasi yang up to date, segar, edukatif dan menghibur disajikan di ruang publik saat ini.
Situasi politik nasional, regional dan daerah juga menjadi sorotan khusus. Berita kasus politik dan hukum menjadi running news. Info berita seputar ekonomi, sosial, budaya dan agama tetap jadi bagian tak terpisahkan.
Bahkan di tengah situasi geopolitik dunia, media ini harus tetap cermat dalam menyajikan informasi. Keadaan ekonomi baik makro dan mikro juga atensi tersendiri yang menjadi bacaan publik. Hingar-bingar politik nasional juga daerah masih menjadi informasi utama. Dari soal banjir, tambang, hingga sembako dan minyak. Selain perkembangan ekonomi nasional yang sedang menghangat dengan turunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini mengalami drop shot hingga menyentuh level terendah. Banyak spekulasi pengamat bahkan pelaku bisnis bahwa ekonomi kita akan stagnan bahkan merosot di tengah kenaikan pajak yang diberlakukan pemerintah. Mereka pebisnis itu menyebut economic crash. Dan yang dikuatirkan situasi ini bermainnya Goerge Soros yang pernah memorakporandakan rupiah terjun bebas tahun 1998 hingga terjadinya krisis moneter. Bahkan di berbagai negara sebut saja Inggris pun digoyangnya, Thailand dan Malaysia
juga ada peran pemilik nama awal Goerge Schwartz, keturunan Yahudi kelahiran Hungaria. Ya waspada extra!
Hingga Presiden RI Prabowo harus bicara keras bahwa yang penting rakyat masih kenyang makan. Statemen Prabowo ini tentu untuk meyakinkan rakyat Indonesia agar tetap optimis dan tidak panik. Kata Presiden RI ke-8 ini bahwa yang panik hanya yang pemain saham.
Presiden Prabowo pun ekstra soal anggaran negara yang harus tepat sasaran dengan efisiensi peruntukannya demi berjalannya pembangunan daerah dan nasional sesuai asta cita Prabowo - Gibran.
Hantu ketakutan ekonomi menjadi ancaman seakan jadi momok mengerikan yang harus kita lalui di masa mendatang.
Situasi sulit ini hemat saya, kita harus berpikir keras bagaimana caranya bisa tetap dapat margin laba (keuntungan).
Dalam situasi ekonomi dan politik hari ini tidak harus bertumbuh lebih baik dan hebat dari tahun sebelumnya.
Bisa bertahan dan tetap dapat untung adalah jurus jitu yang harus menjadi fokus tujuan pelaku usaha. Ya termasuk Pasundan Ekspres dalam core bussines-nya.
Tagar "Indonesia Gelap dan Kabur Aja Dulu" sempat menghenyak politik nasional kita. Hari-hari aksi massa masih terjadi di sejumlah kota dengan tema yang berbeda. Dari pagar laut, kasus korupsi hingga soal Pertamina.
Gelap itu karena takut tidak ada terang. Ketinggian itu karena takut jatuh. Masa sulit tidak harus dengan menyalahkan orang lain. Semakin terus menyalahkan keadaan dan orang lain adalah cara paling bodoh kita tidak bangkit maju. Tetaplah yakin bahwa terang akan muncul ketika kita percaya ada titik cahaya. Ya ada hope.
Mobil biasa atau mobil semewah apapun tidak akan memiliki fungsi dan manfaat apapun jika hanya diparkirkan. Sekalipun dalam display show room yang indah. Harus moving. Teruslah bergerak kemana dan dimana pun untuk mencapai tujuan berkendara kendati harus menggunakan google maps. Belajarlah kita dari google maps. Sekalipun kita hendak ke satu tujuan menggunakan google maps, aplikasi pandu ini tidak akan memberikan instruksi marah atau kemarahan jika kita tidak mengikuti panduannya.
Google maps akan menyesuaikan panduan arah jalan kita, sekalipun kita sudah mengetahui jalan terbaru atau jalan alternatif. Intinya kita akan sampai pada tujuan dengan terus bergerak.
Jangan berhenti munculkan ide, berpikirlah, berusaha, berinovasi dan yakinlah jika tujuan sudah ditetapkan jangan berhenti lama-lama agar tujuan bisa kita selesaikan.
Jangan menyalahkan keadaan, jangan putus harapan, jangan juga berlebihan dalam mencapai tujuan. Bersama kesulitan pasti ada kesuksesan.
Di depan mata semisal di Kabupaten Subang masih banyak peluang dengan hadirnya Kawasan Ekonomi Kreatif ( KEK ) seperti Subang Smartpolitan, Pabrik Batrei BYD Auto Subang, Pelabuhan Patimban, dan kawasan wisata lainnya selain produk domestik warga.
Kawasan ini akan menjadi magnet pertumbuhan ekonomi jika pemerintah daerah mampu mengelolanya demi kesejahteraan warga dan manfaat pembangunan daerah. Industrialisasi di wilayah ini juga harus diwaspadai agar tidak terjadi pergeseran kawasan pertanian dan perkebunan. Industrialisasi jangan menggerus roda ekonomi rakyat konvensional seperti pertanian, perkebunan dan perikanan nelayan. Jati diri atau kultur warga yang terkenal gotong-royong juga jangan sampai terjadi kelompok baru individual. Industrialisasi harus tetap terjaga sistem ekologi.
Sekiranya itu juga adalah sejuta cercah cahaya dan harapan bahwa ekonomi akan terus tumbuh dan berkembang. Dengan catatan pemangku jabatan amanah dan rakyatnya solid.
Hadirnya kawasan tersebut juga butuh media promosi, media informasi agar investasi daerah tumbuh dan warga bisa mendapatkan lapangan pekerjaan. Tingkatkan skill warga siap kerja, bersihkan aksi premanisme dan pungutan liar hingga diterima bekerja tidak harus keluar rupiah.
Sajian berita pertumbuhan dan kawasan ramah investasi harus bareng-bareng dikumandangkan dan diamplifikasi secara massif.
Apalagi Gubernur Jawa Barat saat ini asli urang Subang, Kang Dedi Mulyadi.
Bupati dan Wakil Bupatinya juga putra daerah. Betulkan prosesnya agar tujuan segera tercapai. Dan bagai kepala daerah bupati dan wakil bupati yang baru dilantik 20 Februari 2025 kemarin selamat bekerja. Kenali, Kaji, Evaluasi , Modifikasi dan Lakukan yang terbaik.
Wujudkan Indonesia Emas dari daerah. Rakyat di daerah sejahtera, mendapatkan pelayanan baik dan keadilan, yakinlah INDONESIA RAYA akan merasakannya.
Sejuta harapan harus tetap kita gantungkan agar menjadi semangat dalam mencapai tujuan. Pasundan Ekspres dan timnya tetaplah dalam satu barisan. Apapun tantangannya harus dihadapi bersama dengan penuh keriangan.
Selamat Ulang Tahun ke-17 Pasundan Ekspres. Tetap menjadi media yang kritis, dinamis dan probisnis Kebangaan warga Jawa Barat. Sukses, Sejahtera dan Jaya Selalu. Aamiin. (*)