Festival 7 Sungai ke-10 di Subang: Kampanye Pelestarian Lingkungan dan Budaya Lokal

Festival 7 Sungai ke-10 di Subang: Kampanye Pelestarian Lingkungan dan Budaya Lokal

Festival tahunan yang telah berlangsung selama satu dekade ini masuk dalam Kalender Event Nasional Tahun 2025 dengan mengusung tema “Riksa Cai Walagri Nagri”

SUBANG – Wakil Bupati Subang H. Agus Masykur Rosyadi, S.Si., M.M., yang akrab disapa Kang Akur, menghadiri Festival 7 Sungai ke-10 di Desa Cibuluh, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang.

Festival tahunan yang telah berlangsung selama satu dekade ini masuk dalam Kalender Event Nasional Tahun 2025 dengan mengusung tema “Riksa Cai Walagri Nagri” sebagai bentuk kampanye pelestarian sungai dan lingkungan.

Festival yang berlangsung meriah ini menghadirkan beragam kegiatan, mulai dari Syukur Sungai, Sarasehan Sungai, workshop, pameran, akurasi budaya sungai, residensi seni, hingga hiburan masyarakat.

Rangkaian acara tersebut menjadi wadah edukasi sekaligus ekspresi budaya yang berakar kuat pada kearifan lokal.

BACA JUGA: 5 Pusat Oleh-oleh Subang yang Cukup Terkenal dan Mudah Dijangkau di Pusat Kota

Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Subang, Dra. Nenden Setiawati, M.Si., menyampaikan bahwa kegiatan serupa juga telah digelar di tiga kecamatan lainnya, yakni Kasomalang, Ciater, dan Tanjungsiang, masing-masing mengusung tema etnik budaya lokal desa.
“Festival ini menjadi bentuk sinergi antara masyarakat desa, kecamatan, dan dukungan dari Disparpora Subang dalam memperkenalkan potensi pariwisata di wilayah Tanjungsiang,” ujarnya.

Sementara itu, Kang Akur mengapresiasi penyelenggaraan Festival 7 Sungai yang dinilainya ikonik dan sarat nilai lingkungan.

“Ini kali ketiga saya menyaksikan langsung festival ini. Selain menampilkan pentas budaya, kegiatan ini juga menyuarakan pentingnya pelestarian lingkungan,” kata Wakil Bupati.

Ia berharap Festival 7 Sungai bukan hanya menjadi ajang budaya semata, tetapi juga momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian sungai.

“Mari kita jaga aliran sungai, bukan hanya oleh Desa Cibuluh, tetapi juga seluruh desa lainnya. Sungai harus tetap bersih agar manfaatnya dirasakan hingga ke hilir,” tegasnya.

BACA JUGA: Provokator Bertopeng Kesucian dan Kekerasan dengan Dalih Agama

Lebih lanjut, Kang Akur menekankan pentingnya kolaborasi semua elemen dalam memajukan pariwisata Subang, termasuk menggali potensi sejarah lokal seperti keberadaan Tugu Perjuangan 45 di Tanjungsiang sebagai simbol perjuangan bangsa.

Sebagai bentuk aksi nyata, festival ini juga melaksanakan penanaman 3.000 pohon randu di sekitar aliran sungai dan penebaran 200 kilogram bibit ikan.

Berbagai produk budaya lokal serta demonstrasi cara tradisional menangkap ikan turut ditampilkan, menambah daya tarik acara.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut perwakilan Balai Pelestarian Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Sekda Kabupaten Subang, Asda I & II, Kepala Dinas Perikanan, Kepala DPMPTSP, Wakil Ketua TP PKK, serta unsur Forkopimcam Kecamatan Tanjungsiang.


Berita Terkini