Subang Ekspor 54 Ton Kopi ke Tiongkok

EKSPOR: Pelepasan ekspor dilakukan di Kantor Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah (KPGLB), Subang. Bank bjb dukung lewat Saluran Skema Subsidi Resi Gudang. Muhammad Faishal/Pasundan Ekspres
SUBANG – Sebanyak 54 ton kopi asal Kabupaten Subang, Jawa Barat, resmi diekspor ke Tiongkok pada akhir Juli 2025.
Ekspor senilai Rp4,3 miliar ini dilakukan melalui skema Subsidi Resi Gudang (SRG) yang didukung oleh bank bjb, menjadi tonggak penting dalam memperkuat daya saing komoditas lokal di pasar global.
Pelepasan ekspor dilakukan di Kantor Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah (KPGLB), Subang, yang menjadi mitra utama dalam penyimpanan dan pengelolaan kopi petani.
Acara ini dihadiri langsung oleh Wakil Menteri Perdagangan RI, Dyah Roro Esti Widya Putri, bersama sejumlah pejabat dan tokoh penting, termasuk Bupati Subang Reynaldy Putra Andita Budi Raemi, Dirut bank bjb Terpilih Yusuf Saadudin, serta Kepala Bappebti Tirta Karma Senjaya.
BACA JUGA: Lima Gerbong KA Argo Bromo Anggrek Anjlok di Stasiun Pegaden Baru
Wakil Menteri Perdagangan RI, Dyah Roro Esti Widya Putri, menyampaikan apresiasi kepada bank bjb atas peran aktifnya dalam mendorong sistem resi gudang. “bank bjb telah menjadi penyalur terbesar secara nasional untuk skema ini, memberikan manfaat langsung kepada petani, khususnya petani kopi,” ujar Dyah.
bank bjb menyalurkan pembiayaan SRG senilai Rp205,8 miliar hingga Juni 2025, menjangkau 1.771 petani di Jawa Barat. Dari jumlah tersebut, Rp9,3 miliar disalurkan khusus untuk mendukung 25 petani kopi.
Selain pembiayaan, bank bjb juga memberikan pendampingan teknis dan pelatihan berkelanjutan kepada petani, agar hasil produksi sesuai standar ekspor dan mampu bersaing di pasar internasional.
“Peran kami bukan hanya soal pembiayaan, tapi juga penguatan kapasitas petani secara menyeluruh,” tegas Yusuf Saadudin, Direktur Utama bank bjb terpilih. Ia juga menegaskan komitmen bank bjb untuk terus mendukung program strategis pemerintah, termasuk penguatan ekonomi daerah melalui skema resi gudang.
BACA JUGA: Sulit Air di Kabupaten Penghasil Padi Terbesar, DPRD Subang Minta Dinas Pertanian Turun ke Lapangan
Melalui sistem resi gudang, petani dapat menyimpan hasil panen di gudang KPGLB sambil menunggu harga jual yang optimal. Mereka tidak perlu menjual kopi dengan harga rendah saat musim panen raya. SRG juga menjadi jaminan untuk memperoleh pembiayaan dari bank bjb.
Keberhasilan ekspor ini tidak lepas dari peran aktif KPGLB yang menjalin kemitraan erat dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, Bappebti, PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI), dan bank bjb.
Komoditas kopi dipilih karena memiliki nilai ekonomi tinggi dan permintaan pasar global yang terus meningkat, terutama terhadap kopi berkualitas dari Indonesia. Keberhasilan ekspor ini turut memperkuat posisi Jawa Barat sebagai lumbung kopi unggulan nasional.
“Ekspor ini adalah bukti bahwa integrasi antara sistem keuangan, regulasi, dan koperasi petani bisa menciptakan daya saing global,” ungkap Wamendag.
Melalui langkah ini, bank bjb dan seluruh pemangku kepentingan berharap dapat terus meningkatkan kesejahteraan petani, membuka pasar ekspor baru, serta mendorong pembangunan ekonomi desa secara berkelanjutan.(rls/fsh/ded)