Sulit Air di Kabupaten Penghasil Padi Terbesar, DPRD Subang Minta Dinas Pertanian Turun ke Lapangan

Sulit Air di Kabupaten Penghasil Padi Terbesar, DPRD Subang Minta Dinas Pertanian Turun ke Lapangan

KEKECEWAAN PETANI: Petani Pantura saat berkumpul di sodetan Tarum Timur karena air di sodetan belum bisa mengalir. Cindi Desita/Pasundan Ekspres

Menurut Albert, saluran sodetan seharusnya menjadi solusi permanen untuk mengurangi ketergantungan terhadap SS Pamanukan dan pasokan air dari SS Bugis di Indramayu. Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa manfaat sodetan belum dirasakan secara nyata oleh petani.

DPRD mendorong agar dinas pertanian turun ke lapangan untuk memberikan solusi menjawab permasalahan petani.

“Kami di DPRD, khususnya saya sebagai wakil dari Dapil V, akan mendorong dinas terkait untuk segera melakukan pengecekan teknis. Kalau memang ada kendala konstruksi atau perhitungan debit air yang tidak sesuai, harus segera diperbaiki. Jangan tunggu sampai lahan pertanian rusak dan petani merugi,” tegasnya.

Albert mengatakan, pihaknya akan mengusulkan agar evaluasi total dilakukan terhadap sistem distribusi air irigasi di kawasan utara Subang, termasuk mempertimbangkan solusi jangka panjang seperti optimalisasi pintu air, normalisasi saluran, hingga pemanfaatan teknologi pompa cadangan di musim kemarau.

“Kami butuh data teknis yang transparan. Kalau sodetan dibangun dengan anggaran besar tapi tidak memberi manfaat maksimal, itu jelas pemborosan. Ini akan kami soroti dalam rapat-rapat kerja bersama OPD,” katanya.

Ia pun mengajak para petani untuk terus menyuarakan persoalan di lapangan agar wakil rakyat bisa memberikan respons cepat. 

“Saya apresiasi Pak Suyanto dan para petani yang sudah berani menyuarakan keluhan. Suara petani adalah pengingat bagi kami bahwa ada yang harus diperbaiki,” pungkasnya.(cdp/ysp)


Berita Terkini