Internasional

Israel Makin Brutal Gempur Gaza Selatan, Warga Palestina Cari Tempat Berlindung

Israel Makin Brutal Gempur Gaza Selatan, Warga Palestina Cari Tempat Berlindung
Pasukan Pertahanan Israel di Perbatasan Israel-Gaza (twitter.com/IDF)

PASUNDAN EKSPRES - Israel makin brutal kali ini sasar Kota Khan Younis di bagian Gaza Selatan pada Senin (22/1/2024), yang menyebabkan warga Palestina berbondong-bondong mencari tempat berlindung. 

“Situasinya mengerikan. Malam kemarin dan hari ini sangat sulit kondisinya, terjadi pengeboman dan penembakan. Saya tidak tahu harus berbuat apa,” kata Mahdi Antar, salah satu warga Palestina yang ada di Khan Younis, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (23/1/2024).

Menurut Kementerian Kesehatan Gaja ada lebih dari 120 orang terbunuh dalam kurun waktu 24 jam terakhir. Lantas, para korban ini di bawa ke Rumah Sakit Al-Nasser yang tak luput dari serangan brutal Israel. 

BACA JUGA:Gempuran Israel Menggila, Hamas Ancam Bunuh Sandera

Hingga berita ini dibuat, jumlah korban ewas di Jalur Gaja terus bertambah. Adapun korban tewas yang tercatat adalah mencapai 25.205 orng dan 62 ribu orang terluka. 

Semantara itu, penduduk Palestina terpaksa berjalan menuju perbatasan Rafah untuk mengunsi. Mereka juga mengalami pemadaman komunikasi dalam sepekan terakhir. 

Dilansir IDN Times, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak usulan pejuang Hamas Palestina untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza, yang hampir memasuki bulan keempat.

“Sebagai imbalan atas pembebasan sandera kami, Hamas menuntut diakhirinya perang, penarikan pasukan kami dari Gaza dan membiarkan Hamas tetap utuh. Saya langsung menolak syarat para monster itu,” kata Netanyahu, dikutip dari VOA.

BACA JUGA:Israel Terus Gempur Gaza, 23 Ribu Warga Palestina Tewas Sejak 7 Oktober

Sebelumnya, Hamas sempat mengakui bahwa mereka memang menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 lalu dan menewaskan sekitar 1.200 warga Israel.

Namun, mereka mengklaim langkah tersebut diperlukan untuk melawan pendudukan Israel di wilayah Palestina dan merupakan cara untuk menjamin pembebasan tahanan Palestina.

Sementara itu, Netanyahu mengaku bahwa memang ada tekanan internasional dan internal ke pemerintahannya untuk segera menyetujui pembentukan negara Palestina. 

Namun hal ini juga ditolak olehnya.“Pembentukan negara Palestina akan menimbulkan bahaya yang nyata bagi Israel,” ungkap Netanyahu.

(nym)

Berita Terkait