Penyalahgunaan Psikiatri terhadap Aktivis Politik di Rusia, Dianggap Gila dengan Mudah!

Penyalahgunaan Psikiatri terhadap Aktivis Politik di Rusia, Dianggap Gila dengan Mudah!

Penyalahgunaan Psikiatri terhadap Aktivis Politik di Rusia, Dianggap Gila dengan Mudah! (Image From: Illustration/Pexels/Vitaly Gariev)

PASUNDAN EKSPRES - Penyalahgunaan psikiatri terhadap aktivis politik di Rusia. Baru-baru ini, Rusia sedang dihadapkan dengan kasus penggunaan perawatan psikiatri wajib terhadap mereka dengan pandangan politik yang berlawanan dengan pemerintah Rusia.

Seiringnya waktu, kasus tersebut semakin meningkat. Fenomena tersebut mengingatkan pada praktik psikiatri represif di era Uni Soviet, di mana penentang rezim kerap dikirim ke rumah sakit jiwa sebagai bentuk hukuman. 

Penyalahgunaan Psikiatri terhadap Aktivis Politik di Rusia

Menurut laporan yang dianalisis oleh Reuters, puluhan warga Rusia saat ini menjadi korban pemaksaan perawatan psikiatri karena pandangan politik mereka, terutama sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022.

BACA JUGA: Ekonomi AS Menyusut untuk Pertama Kalinya dalam Tiga Tahun, Dampak Kebijakan Tarif Trump Mulai Terasa

Sejumlah pengacara dan kelompok hak asasi manusia menganggap fenomena ini sebagai bentuk intimidasi terhadap mereka yang mengkritik kebijakan negara. 

Tentang Psikiatri Represif di Rusia

Pada masa Uni Soviet, ribuan pembangkang dikurung di rumah sakit jiwa dengan alasan bahwa hanya orang yang "tidak waras" yang akan menentang negara komunis.

Tokoh seperti Vladimir Bukovsky dan penyair peraih Nobel Joseph Brodsky adalah beberapa di antara korban praktik ini.

BACA JUGA: China Peringatkan Negara-Negara agar Tidak Berpihak pada AS dalam Perang Dagang yang semakin Memanas

Meskipun skalanya tidak sebesar pada era Soviet, Robert van Voren, seorang profesor asal Belanda yang telah mempelajari penyalahgunaan psikiatri di Rusia selama puluhan tahun, mengatakan bahwa fenomena ini semakin meningkat sejak perang di Ukraina.

Sebelum 2022, rata-rata hanya lima kasus tercatat per tahun, namun sejak invasi, jumlah tersebut melonjak menjadi sekitar 23 kasus per tahun.

Menurut laporan dari kelompok hak asasi manusia Memorial, saat ini terdapat 48 orang yang menjalani perawatan psikiatri wajib dalam kasus yang bermuatan politik, dengan mayoritas dari mereka dituduh menyebarkan kritik terhadap perang.

Kasus: Jurnalis dan Pemuda Yatim Piatu yang Dipenjara di Rumah Sakit Jiwa 

Salah satu kasus terbaru adalah Yekaterina Fatyanova, seorang jurnalis berusia 37 tahun dari kota Krasnoyarsk. Pada 28 April 2023, ia dikirim ke Rumah Sakit Psikiatri KKPND No.1 setelah dituduh mendiskreditkan angkatan bersenjata Rusia.

Tuduhan itu muncul setelah ia menerbitkan sebuah artikel di surat kabar oposisi yang dikelolanya, meskipun ia bukan penulis artikel tersebut.

Selama di rumah sakit, Fatyanova mengaku dipaksa menjalani serangkaian pemeriksaan medis yang menyakitkan dan merendahkan dirinya, termasuk pemeriksaan ginekologi (pemeriksaan kesehatan reproduksi perempuan) yang menurutnya tidak berkaitan.

Ia pun mengajukan keluhan kepada pihak berwenang, tetapi tidak mendapatkan tanggapan.


Berita Terkini