Internasional

Bel Ujian Berbunyi Lebih Awal, Siswa Korsel Gugat Pemerintah

Bel Ujian Berbunyi Lebih Awal, Siswa Korsel Gugat Pemerintah

PASUNDAN EKSPRES - Gegara bel ujian masuk perguruan tinggi berbunyi 90 detik lebih awal, membuat siswa Kosel geram dan memutuskan untuk menggugat pemerintah pada Selasa (19/12/2023). 

Diketahui pelajar Korea Selatan itu frustasi setelah bel ujian dibunyikan lebih awal dari yang dijadwalkan. Dilansir dari IDN Times, ke-39 pelajar tersebut mengajukan gugatan ke Pengadilan Distrik Pusat Seoul. 

Masing-masing dari mereka menuntut kompensasi sebesar 20 juta won (Rp238 juta), seharga biaya les selama satu tahun.

Sementara itu, dalam isi gugatannya, para pelajar mengklaim bel di lokasi ujian yang diadakan di Sekolah Menengah Kyungdong, Seoul (16/11) berbunyi 90 detik lebih awal selama sesi ujian bahasa Korea. 

BACA JUGA:Tak Terlihat Sejak 1937, Tikus Berbulu Emas Ditemukan Kembali di Afrika

Akibatnya, beberapa pelajar langsung memprotes, namun pengawas tetap menarik kertas ujian mereka. Sebelum sesi berikutnya dimulai para guru menyadari kesalahan itu dan mengembalikan kertas ujian pada peserta. 

Akhirnya, mereka diberikan waktu selama satu setengah menit saat istirahat makan siang untuk mengisi jawaban yang masih kosong, dengan catatan tidak diperbolehkan mengubah jawaban yang ada.

Para pelajar menjelaskan, gegara bel ujian berbunyi lebih awal, mereka pun jadi tidak fokus untuk menyelesaikan sisa ujian. Bahkan, dilansir Yonhap, beberapa dilaporkan menyerah dan kembali ke rumah. 

Sedangkan mengutip dari keterangan para pejabat, KBS mengatakan bahwa pengawas yang bertanggung jawab atas ujian tersebut ternyata salah membaca waktu.

BACA JUGA:Jumlah Masjid di Rusia Naik 60 Kali Lipat, Apa Penyebabnya?

Kim Woo-suk selaku pengacara para pelajar mengatakan, bahwa otoritas pendidikan setepat belum memberikan pernyataan maaf. Meskipun sudah lebih dari sebulan berlalu sejak insiden tersebut terjadi. 

Woo-suk juga mengklaim guru yang bertugas membunyikan bel menggunakan perangkat pribadi, bukan jam yang ditentukan oleh negara.

Tes masuk perguruan tinggi atau Suneung merupakan ujian maraton selama delapan jam yang di dalamnya menguji berbagai mata pelajaran.

Suneung sendiri adalah salah satu ujian tersulit di dunia yang  taruhannya sangat tinggi. Ujian ini bukan hanya menentukan apakah pelajar dapat melanjutkan ke universitas, tetapi juga mempengaruhi prospek jenjang karier ke depannya. 

Sebut saja akan mempengaruhi pekerjaan, pendapatan, tempat tinggal, bahkan hubungan mereka di masa depan.

Saking pentingnya Suneung, sejumlah langkah pun dilakukan untuk membantu para pelajar berkonsentrasi selama ujian, seperti melarang pesawat terbang di sekitar lokasi tes hingga menunda pembukaan pasar saham.

Sebelumnya, pada 2020 kejadian serupa juga pernah terjadi di lokasi tes di SMA Putri DeokWon di Seoul. 

Saat ujian berlangsung, para pelajar dan orang tua mengajukan gugatan terhadap negara bagian dan pemerintah kota Seoul gegara bel ujian berbunyi tiga menit lebih awal. 

Mereka pun meminta kompensasi sebesar 8 juta won atau sekitar Rp95 juta per orang. Baru pada April, pengadilan banding  memutuskan bahwa pemerintah harus membayar kompensasi sebesar 7 juta won atau sekitar Rp83 juta kepada setiap pelajar yang dirugikan.

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua