PASUNDAN EKSPRES - Hampir 25 juta suara telah diberikan kepada Harris. Kandidat presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, di sebuah acara di Pennsylvania menyampaikan bahwa jika ia terpilih, pemerintahannya akan berbeda dari pemerintahan Presiden Joe Biden.
Sementara itu, Donald Trump dari Partai Republik sedang berkampanye di Georgia, negara bagian yang juga menjadi medan persaingan.
Hampir 25 Juta Suara telah Diberikan kepada Harris
Harris berusaha menjauhkan diri dari Biden setelah beberapa survei menunjukkan bahwa presiden saat ini bisa menghalangi pencalonannya, dan para pemilih tampaknya menginginkan perubahan, dengan waktu kurang dari dua minggu sebelum pemilihan pada 5 November.
Harris sering menghindari pertanyaan di kampanye tentang seberapa jauh kebijakannya akan berbeda dari Biden.
BACA JUGA: Israel dan Hizbullah saling Menembak, di Saat Blinken Mendorong Perdamaian
BACA JUGA: Peningkatan Serangan Rusia di Laut Hitam, Sebabkan Penundaan Bantuan ke Palestina
Namun, dalam acara di CNN yang dikutip Reuters, dia mengatakan, "Pemerintahan saya tidak akan sama dengan pemerintahan Biden. Saya punya ide dan pengalaman sendiri. Saya adalah bagian dari generasi baru kepemimpinan dan percaya kita perlu mengambil langkah-langkah baru."
Acara balai kota Harris di Chester Township bertujuan untuk meyakinkan pemilih yang masih ragu agar mendukungnya dalam pemilihan yang sangat ketat, di mana sedikit perbedaan suara bisa sangat berpengaruh.
Menjawab beberapa pertanyaan dari peserta, Harris berjanji akan menangani masalah tingginya harga bahan makanan. Dia juga mengatakan bahwa sudah saatnya mengakhiri perang di Timur Tengah.
Wakil presiden juga menjawab pertanyaan tentang perubahan pendapatnya terkait kebijakan fracking, dengan mengatakan bahwa ia tidak akan bertahan pada satu posisi, tetapi lebih pada membangun kesepakatan tentang berbagai isu.
Harris telah menegaskan beberapa kali bahwa ia tidak akan melarang fracking jika terpilih sebagai presiden, yang merupakan perubahan dari posisinya saat pertama mencalonkan diri pada tahun 2019.
Ketika ditanya apakah ia mendukung perluasan jumlah hakim di Mahkamah Agung dari sembilan menjadi 12, Harris menjawab iya, dan mengatakan bahwa ia percaya adanya reformasi di pengadilan, dan bisa mempelajari bentuknya.
(ipa)