PASUNDAN EKSPRES - Musk dikritik usai mengunggah video AI Kamala Harris. Elon Musk mengunggah ulang sebuah video kampanye Kamala Harris yang telah dimanipulasi.
Dalam video tersebut, terdapat suara yang menirukan suara Musk sendiri. Suara tersebut menyebut Presiden Joe Biden sebagai orang yang pikun, dan mengatakan bahwa Biden tidak tahu apa-apa tentang menjalankan negara.
Selain itu, suara itu juga menambahkan bahwa sebagai seorang wanita dan orang kulit berwarna, Kamala Harris adalah seorang pekerja dengan keragaman terbaik.
Musk Dikritik Setelah Menggugah Video AI Kamala Harris
Video manipulasi kampanye Kamala Harris yang Elon Musk unggah ulang awalnya diunggah oleh sebuah akun di X (dikenal sebagai Twitter sebelum berganti nama) yang terhubung dengan podcaster konservatif bernama Chris Kohls. Video tersebut diberi label "parodi" oleh pihak yang mengunggahnya.
Meskipun video manipulasi tersebut awalnya diunggah dengan label "parodi" oleh akun yang terkait dengan podcaster konservatif Chris Kohls, Elon Musk kemudian memposting ulang video itu tanpa memberikan keterangan apa pun.
Musk hanya menuliskan komentar "Ini luar biasa" disertai emoji tertawa, tanpa menjelaskan bahwa video tersebut adalah hasil manipulasi.
Unggahan ulang video manipulasi kampanye Kamala Harris oleh Elon Musk telah ditonton lebih dari 130 juta kali.
BACA JUGA: Kim Jong Un Evakuasi 5.000 Korban Banjir di Korut, KCNA Sebut "Keajaiban"
BACA JUGA: DPR AS masih Tak Berniat Mendukung Kamala Harris, ingin Menunggu Kebijakan-kebijakannya
Hal ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran akan adanya disinformasi politik yang dimediasi oleh teknologi kecerdasan buatan (AI), menjelang pelaksanaan pemilihan presiden Amerika Serikat pada bulan November mendatang.
“Kami percaya bahwa rakyat Amerika menginginkan kebebasan, kesempatan, dan keamanan yang sesungguhnya yang ditawarkan oleh Wakil Presiden Harris; bukan kebohongan palsu yang dimanipulasi oleh Elon Musk dan Donald Trump,” ujar tim sukses kepresidenan Harris dalam sebuah pernyataan, dikutip dari France24, Rabu (31/7).
Elon Musk memiliki hampir 192 juta pengikut di platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, yang ia beli pada tahun 2022 dalam kesepakatan senilai 44 miliar dolar AS.
Dengan jumlah pengikut yang sangat besar, Musk merupakan sosok yang sangat berpengaruh di platform tersebut.
Pada awal bulan ini, Elon Musk menunjukkan dukungannya terhadap mantan Presiden Donald Trump dalam sebuah unggahan di platform X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter).
Hal ini terjadi tidak lama setelah Trump, yang merupakan calon presiden dari Partai Republik, lolos dari upaya pembunuhan selama sebuah rapat umum yang dihadirinya di Pennsylvania.
Gavin Newsom, Gubernur California yang berafiliasi dengan Partai Demokrat, memposting di platform X bahwa video manipulasi kampanye Wakil Presiden Kamala Harris tersebut "seharusnya ilegal".
Ia menyatakan akan segera menandatangani undang-undang yang melarang penyebaran media manipulasi semacam itu.
Menanggapi pernyataan Newsom, Elon Musk, yang memiliki pengaruh besar di platform X, menantang postingan tersebut dengan mengatakan bahwa "parodi itu legal di Amerika". Musk juga menyertakan video asli di bawah komentarnya.
(ipa)