Internasional

DPR AS masih Tak Berniat Mendukung Kamala Harris, ingin Menunggu Kebijakan-kebijakannya

DPR AS masih Tak Berniat Mendukung Kamala Harris, ingin Menunggu Kebijakan-kebijakannya

PASUNDAN EKSPRES - DPR AS masih tak berniat mendukung Kamala Harris. Langkah Wakil Presiden Kamala Harris untuk menjadi calon utama Partai Demokrat di pemilihan presiden mendatang telah memberikan semangat baru bagi kampanye partainya.

Hal ini terjadi di tengah persaingan yang sengit melawan mantan Presiden Donald Trump dari Partai Republik.

Meskipun demikian, terdapat beberapa anggota parlemen yang menyatakan tidak akan mendukung Kamala Harris jika ia berhasil memenangkan kursi kepresidenan. 

DPR AS masih Tak Berniat Mendukung Kamala Harris 

Dalam 35 pertarungan pemilu yang kompetitif untuk menentukan kendali atas 435 kursi DPR AS pada pemilu 5 November mendatang, terdapat 12 kandidat petahana atau penantang dari Partai Demokrat yang sejauh ini belum memberikan dukungan kepada Wakil Presiden Kamala Harris

Berdasarkan informasi yang diberikan, 12 kandidat petahana atau penantang Partai Demokrat yang belum mendukung Wakil Presiden Kamala Harris tampil sebagai pembuat keputusan yang independen. Mereka lebih berfokus pada konstituennya di tingkat lokal daripada politik nasional.

Hal ini seolah menunjukkan bahwa mereka cenderung menjauhkan diri dari kandidat yang oleh Partai Republik dikaitkan dengan catatan pemerintahan Presiden Biden, terutama terkait isu imigrasi dan inflasi.

Mereka ingin memposisikan diri sebagai sosok yang lebih fokus pada kepentingan konstituen di daerah masing-masing, daripada terlalu terlibat dalam dinamika politik nasional.

BACA JUGA: Inggris Denda TikTok Rp 41 Miliar karena Memberikan Informasi yang Salah

BACA JUGA: Latihan Cabor Triathlon Olimpiade 2024 Dibatalkan Imbas dari Sungai Seine yang Tercemar

Menurut pernyataan Perwakilan Jared Golden dari Maine, salah satu dari 12 kandidat Demokrat yang belum mendukung Kamala Harris, pilihan terhadap pemimpin tidak boleh menjadi keputusan spontan yang hanya dilandasi oleh loyalitas kepada partai.

Golden menegaskan bahwa ia ingin terlebih dahulu melihat kebijakan-kebijakan apa saja yang akan diusulkan oleh Harris, dan bagaimana hal tersebut dapat membantu masyarakat di distriknya, sebelum memutuskan untuk memberikan dukungan.

Perwakilan Jared Golden dari Maine, yang merupakan salah satu dari 12 kandidat Demokrat yang belum mendukung Kamala Harris, juga merupakan salah satu dari enam anggota DPR Demokrat yang minggu lalu memberikan suara untuk mendukung resolusi Partai Republik. 

Resolusi tersebut mengutuk penanganan pemerintahan Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris terhadap para migran yang menyeberangi perbatasan selatan dengan Meksiko.

Selain Golden, anggota DPR Demokrat lain yang juga memberikan suara untuk mendukung resolusi Partai Republik tersebut berasal dari Alaska, Colorado, North Carolina, Texas, dan Washington.

Saat ini Partai Republik memiliki mayoritas tipis di DPR, dengan perbandingan 220-212. Oleh karena itu, peran anggota DPR Demokrat yang mendukung resolusi Partai Republik menjadi signifikan, karena bisa berdampak pada upaya Partai Demokrat untuk mempertahankan kendali di DPR.

Jika Partai Demokrat berhasil mempertahankan atau meningkatkan kendali mereka di DPR, hal ini dapat membantu mendorong agenda Wakil Presiden Harris jika dia terpilih.

Sebaliknya, jika mantan Presiden Trump kembali terpilih, maka suara-suara Demokrat di DPR dapat berfungsi sebagai benteng untuk menghambat agenda Trump.

Perwakilan Jared Golden dan beberapa anggota Partai Demokrat lainnya yang mendukung resolusi Partai Republik dapat dianggap sebagai minoritas yang berbeda dalam tubuh Partai Demokrat di Kongres.

Namun, partai secara keseluruhan telah bersatu dengan cepat di belakang Wakil Presiden Harris setelah Presiden Biden membatalkan rencana pencalonan keduanya dan mendukung Harris pada 21 Juli.

(ipa)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua