Internasional

Tentara Israel Intimidasi Warga Palestina, Karyawan UNRWA Dipaksa Mengaku terkait Hamas

Tentara Israel Intimidasi Warga Palestina, Karyawan UNRWA Dipaksa Mengaku terkait Hamas

PASUNDAN EKSPRES - Tentara Israel intimidasi warga Palestina, bahkan beberapa karyawan UNRWA dipaksa untuk mengakui terkait dengan Hamas. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina melaporkan bahwa beberapa staf yang yang ditahan oleh Israel telah dibebaskan dan dikembalikan ke Gaza.

Tapi, beberapa dari mereka ternyata dipaksa oleh otoritas Israel untuk membuat pernyataan palsu. Israel menekan mereka untuk mengakui bahwa badan tersebut memiliki hubungan dengan Hamas. 

Tentara Israel Intimidasi Warga Palestina 

Pernyataan tersebut tertuang dalam sebuah laporan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) yang ditinjau oleh Reuters pada bulan Februari 2024 lalu. Laporan tersebut mengungkapkan tuduhan perlakuan buruk kepada orang-orang Palestina, termasuk beberapa orang yang bekerja untuk UNRWA yang dilakukan oleh Israel. 

Juliette Touma, Direktur Komunikasi UNRWA, mengungkapkan bahwa badan tersebut berencana untuk memberikan laporan berisi informasi yang belum dipublikasikan sebanyak 11 halaman kepada lembaga-lembaga di dalam dan di luar PBB yang fokus pada  pelanggaran hak asasi manusia.

"Ketika perang berakhir, perlu ada serangkaian penyelidikan untuk menyelidiki semua pelanggaran hak asasi manusia," katanya, dikutip Reuters, Rabu (13/3/2024). 

Dalam dokumen tersebut disebutkan bahwa beberapa staf UNRWA Palestina telah ditahan oleh tentara Israel. Dokumen tersebut juga mencatat bahwa perlakuan buruk dan pelecehan yang mereka alami meliputi pemukulan fisik yang parah, praktik waterboarding, serta ancaman untuk menyakiti anggota keluarga mereka.

"Para anggota staf Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menjadi sasaran ancaman dan paksaan dari pihak berwenang Israel selama berada dalam tahanan, dan ditekan untuk membuat pernyataan palsu yang menentang Badan tersebut, termasuk Badan tersebut memiliki afiliasi dengan Hamas dan para anggota staf UNRWA ikut serta dalam kekejaman pada tanggal 7 Oktober 2023," tulis laporan tersebut.

Selain dugaan pelecehan yang dialami oleh anggota staf UNRWA, mereka juga mengungkapkan bahwa tahanan Palestina melaporkan adanya dugaan pelecehan yang meliputi pemukulan, penghinaan, ancaman, serangan anjing, kekerasan seksual, serta kematian tahanan yang tidak mendapat perawatan medis.

UNRWA, organisasi yang memberikan bantuan dan layanan penting kepada pengungsi Palestina, menghadapi krisis setelah Israel menuduh 12 dari 13.000 stafnya di Gaza terlibat dalam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober. Tuduhan tersebut menyebabkan 16 negara, termasuk Amerika Serikat (AS), menghentikan pendanaan UNRWA senilai $450 juta.

Dampaknya, operasi UNRWA menghadapi krisis keuangan. UNRWA mengambil tindakan dengan memberhentikan beberapa anggota staf, dengan tujuan menjaga kemampuan organisasi untuk memberikan bantuan kemanusiaan. PBB juga melakukan penyelidikan internal independen terkait tuduhan tersebut.

(ipa)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua