Internasional

Rektor Harvard University Mundur Diduga Terseret isu Plagiarisme-Antisemitisme

Rektor Harvard University Mundur Diduga Terseret isu Plagiarisme-Antisemitisme
Claudine Gay, Presiden Universitas Harvard (dok.instagram.com/harvard)

PASUNDAN EKSPRES - Claudine Gay, Presiden Universitas Harvard mengundurkan diri setelah mendapat tuduhan atas kasus dugaan isu plagiarisme dan kritikan soal komentarnya yang menyinggung antisemitisme di kampus. Menurut Claudine Gay keputusannya mengundurkan diri merupakan jalan terbaik. 

Claudine Gay menghadapi tekanan besar untuk mengundurkan diri dalam beberapa pekan terakhir, dilansir dari BBC pada (3/1). 

Adapun isi surat pengunduran dirinya, Claudine Gay menyatakan bahwa pendunduran dirinya sebagai Rektor Harvard University adalah jalan terbaik bagi universitas tersebut. Meski demikian, ia mengaku sedih atas tuduhan yang menyerang dirinya. 

"Sungguh menyedihkan jika ada keraguan terhadap komitmen saya dalam menghadapi kebencian dan menjunjung tinggi ketelitian ilmiah," kata Claudine Gay.

"Ini bukanlah keputusan yang mudah. Memang benar, ini adalah keputusan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata," lanjut Claudine Gay, sembari menambahkan bahwa pengunduran dirinya akan memungkinkan Harvard untuk "fokus pada institusi dibandingkan individu mana pun".

Di sisi lain, Claudine Gay mengatakan telah menjadi sasaran ancaman pribadi dan 'permusuhan rasial'.

Diketahui, Claudine Gay baru menjabat sebagai seorang Rektor Presiden Universitas Harvard selama 6 bulan. Menariknya, ia adalah orang kulit hitam pertama dan wanita kedua yang mendapat mandat untuk memimpin Universitas Ivy League. Masa jabatannta sebagai Rektor tercatar jadi yang tersingkat dalam sejarah Harvard. 

Harvard merupakan salah satu dari berbagai Universitas di Amerika Serikat (AS) yang dituding gagal melindungi mahasiswa Yahudi, akibat pecahnya perang antara Israel-Hamas pada bulan Oktober lalu.

Kelompok Yahudi melaporkan, sejak konflik dimulai terdapat peningkatan yang mengkhawatirkan dalam insiden antisemitisme di AS. 

Adapun dalam sidang kongres yang menegangkan bulan lalu, Dr Gay mengatakan seruan untuk membunuh orang-orang Yahudi adalah hal yang menjijikan. Namun, dia menambahkan bahwa hal ini bergantung pada konteks apakah komentar tersebut termasuk pelanggaran terhadap kode etik Harvard soal penindasan dan pelecehan. 

Komentar tersebut sontak  memicu reaksi luas yang membuat dia kemudian meminta maaf dalam sebuah wawancara dengan surat kabar mahasiswa universitas tersebut. 

"Ketika kata-kata memperkuat kesusahan dan rasa sakit, saya tidak tahu bagaimana Anda bisa merasakan apa pun selain penyesalan," kata Dr Gay.

Rektor Universitas Harvard akhirnya mengundurkan diri di tengah tuduhan. Komentar ini menyebabkan banyak politisi dan beberapa alumni terkemuka menyerukan pengunduran dirinya. Namun, ada sekitar 700 anggota staf mendukungnya dalam sebuah surat, dan  universitas mengatakan dia akan tetap mempertahankan pekerjaannya meski terlibat kontroversi.

Sejak kasus itu mencuat ke publik, media AS telah mengungkap beberapa kasus dugaan plagiarisme dokumen akademik.

Dewan Pengawas Harvard menyelidiki tuduhan tersebut bulan lalu dan menemukan dua makalah terbitan yang membutuhkan kutipan tambahan. Namun, dewan menyatakan dia tidak melanggar standar pelanggaran akademik.                                           

Klaim lain bahwa Dr Gay gagal mengutip sumber akademis dengan benar muncul hanya beberapa jam sebelum dia mengundurkan diri pada hari Selasa dan diterbitkan secara anonim di surat kabar konservatif Washington Free Beacon.

(nym)

Berita Terkait