Internasional

Putin Memenangkan Pemilu Rusia Secara Telak Tanpa ada Persaingan yang Serius

Putin Memenangkan Pemilu Rusia Secara Telak Tanpa ada Persaingan yang Serius
Putin Memenangkan Pemilu Rusia Secara Telak Tanpa ada Persaingan yang Serius (Image From: Al Jazeera)

PASUNDAN EKSPRES - Putin memenangkan pemilu Rusia secara telak tanpa munculnya persaingan yang serius. Presiden Vladimir Putin telah meraih kemenangan yang meyakinkan pada pemilihan umum Rusia pada hari Minggu, (18/3/2024), yang semakin memperkuat dominasinya.

Kemenangan tersebut dianggap sebagai bukti bahwa langkah-langkah yang diambil oleh Moskow dalam menghadapi negara-negara Barat dan mengirim pasukan ke Ukraina adalah tindakan yang tepat.

Putin Memenangkan Pemilu Rusia Secara Telak

Dilansir Reuters, Senin (18/3/2024), Putin merupakan seorang mantan letnan kolonel KGB yang pertama kali mengambil alih kekuasaan pada tahun 1999, telah menekankan bahwa hasil pemilihan ini harus menjadi peringatan bagi negara-negara Barat agar mempertimbangkan kekuatan yang semakin meningkatnya Rusia, baik dalam situasi perang maupun damai, untuk masa depan yang akan datang.

BACA JUGA: Kronologi Dibalik Menghilangnya Kate Middleton: Berbagai Macam Spekulasi hingga Pernyataan Langsung Istana Kensington

BACA JUGA: Putin Memperingatkan Wilayah Barat Mengenai Konflik Rusia-NATO, Selangkah lagi Menuju Perang Dunia Ketiga

Dengan hasil tersebut, Putin yang berusia 71 tahun akan memulai masa jabatan baru selama enam tahun, di mana Putin akan menjadi pemimpin terlama di Rusia dalam lebih dari 200 tahun, melampaui rekam jejak Josef Stalin, jika ia berhasil menyelesaikan masa jabatannya.

Menurut hasil exit poll yang dilakukan oleh lembaga jajak pendapat Public Opinion Foundation (FOM), Putin berhasil memenangkan 87,8% suara dalam pemilihan, di mana merupakan hasil tertinggi dalam sejarah pasca-Soviet Rusia.

Pusat Penelitian Opini Publik Rusia (VCIOM) juga menempatkan Putin pada angka 87%. Hasil resmi awal menunjukkan bahwa jajak pendapat tersebut akurat.

Namun, Amerika Serikat, Jerman, Inggris, dan beberapa negara lainnya mengkritik pemilihan tersebut, mengatakan bahwa pemungutan suara tidak berlangsung secara bebas dan adil, dengan alasan penahanan terhadap lawan-lawan politik dan penyensoran yang terjadi.

Kandidat Komunis Nikolai Kharitonov menduduki posisi kedua dengan hanya mencapai kurang dari 4% suara, sementara pendatang baru Vladislav Davankov berada di posisi ketiga. Di urutan keempat terdapat Leonid Slutsky, yang dikenal sebagai seorang ultra-nasionalis.

Dalam pidato kemenangannya di Moskow, Putin menyampaikan kepada para pendukungnya bahwa ia akan memberikan prioritas pada penyelesaian tugas-tugas yang terkait dengan apa yang ia sebut sebagai "operasi militer khusus" Rusia di Ukraina. Selain itu, ia juga berjanji untuk memperkuat militer Rusia.

Para pendukungnya bersorak "Putin, Putin, Putin" saat Putin muncul di panggung, dan setelah ia menyampaikan pidato penerimaan, mereka bersorak "Rusia, Rusia, Rusia".

Sementara itu, ribuan orang melakukan protes pada siang hari terhadap Putin di tempat pemungutan suara di Rusia dan di luar negeri. Putin menyampaikan kepada para wartawan bahwa ia menganggap pemilihan di Rusia sebagai proses yang demokratis, dan ia menegaskan bahwa protes tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap hasil pemilihan.

(ipa)

 

 

Berita Terkait