Internasional

Mesir menjadi Tuan Rumah bagi Hamas dalam Upaya Gencatan Senjata Gaza Terbaru

Mesir menjadi Tuan Rumah bagi Hamas dalam Upaya Gencatan Senjata Gaza Terbaru
Mesir menjadi Tuan Rumah bagi Hamas dalam Upaya Gencatan Senjata Gaza Terbaru (Image From: Daily Monitor)

PASUNDAN EKSPRES - Mesir menjadi tuan rumah bagi Hamas dalam upaya gencatan senjata Gasa yang baru. Menurut dua sumber Hamas yang dikutip Reuters, pada hari Minggu, pemimpin Hamas mengadakan pertemuan dengan pejabat keamanan Mesir dalam upaya baru untuk mencapai gencatan senjata dalam perang Gaza.

Mesir menjadi Tuan Rumah bagi Hamas 

Kunjungan Hamas ke Kairo ini merupakan yang pertama sejak Amerika Serikat mengumumkan bahwa mereka akan melanjutkan upaya bersama dengan Qatar, Mesir, dan Turki untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza, yang termasuk kesepakatan mengenai sandera.

Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, mengatakan bahwa peluang untuk tercapainya gencatan senjata dan kesepakatan sandera di wilayah Palestina kini lebih besar.

Menurutnya, Hamas kini terisolasi karena Hizbullah tidak lagi bertempur bersama mereka, dan para pendukung Hamas di Iran serta tempat lain tengah sibuk dengan konflik lainnya.

Dalam beberapa putaran perundingan yang berlangsung selama setahun terakhir. Hamas ingin kesepakatan yang tercapai harus mampu hentikan perang di mana Israel yang harus mengakhiri perang.

Sebaliknya, Israel berpendapat bahwa perang hanya akan berakhir jika Hamas tidak lagi menguasai Gaza dan tidak lagi dianggap sebagai ancaman bagi Israel.

Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengatakan bahwa ada beberapa indikasi kemajuan menuju kesepakatan sandera, namun syarat Israel untuk mengakhiri perang tetap tidak berubah.

Di sisi lain, pertempuran masih berlangsung di wilayah Gaza. Kepala Badan Pengungsi Palestina PBB (UNRWA), Philippe Lazzarini, mengatakan bahwa pengiriman bantuan harus dihentikan melalui satu pos lintas setelah kelompok bersenjata di Gaza merebut makanan dari konvoi truk.

Lazzarini menambahkan bahwa Israel memiliki tanggung jawab untuk melindungi pasokan bantuan, bukannya menjadi penghalang.

Namun, COGAT yang merupakan dapartemen militer Israel yang bertanggung jawab atas transfer bantuan, membantah klaim tersebut.

Mereka mengatakan bahwa mereka tidak menghalangi bantuan kemanusiaan ke gaza, bahkan tidak ada pembatasan terhadap pasokan untuk warga sipil. 

(ipa)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua