PASUNDAN EKSPRES - PBB mengatakan kekerasan terhadap anak-anak mencapai tingkat yang ekstrem di tahun 2023, salah satu di Gaza.
Menurut sebuah laporan terbaru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tingkat kekerasan terhadap anak-anak yang terlibat dalam berbagai konflik di dunia telah mencapai tingkat yang ekstrem pada tahun 2023.
PBB mengatakan Kekerasan terhadap Anak-anak Mencapai Tingkat yang Ekstrem
Laporan tersebut mengatakan bahwa jumlah pembunuhan dan cedera terhadap anak-anak di berbagai konflik, mulai dari konflik antara Israel dan wilayah Palestina, hingga negara-negara seperti Sudan, Myanmar, dan Ukraina.
Dikutip dari AP News, Rabu (12/6), berdasarkan Laporan tahunan tentang Anak-anak dalam Konflik Bersenjata yang diperoleh oleh The Associated Press pada hari Selasa, dilaporkan terjadi peningkatan mengejutkan sebesar 21% dalam pelanggaran berat terhadap anak-anak di bawah usia 18 tahun yang terlibat dalam berbagai konflik.
Laporan tersebut juga menyebutkan beberapa negara yang mengalami situasi tersebut, seperti Kongo, Burkina Faso, Somalia, dan Suriah.
BACA JUGA: Dewan Kemanan PBB Mendukung Rencana Gencatan Senjata Israel-Hamas
BACA JUGA: Menteri Sentris Israel Mengundurkan Diri dari Pemerintahan Netanyahu
Untuk pertama kalinya, laporan tahunan PBB tentang Anak-anak dalam Konflik Bersenjata memasukkan Israel ke dalam daftar hitam negara-negara yang melanggar hak-hak anak.
Hal ini disebabkan oleh tindakan Israel yang telah membunuh dan melukai anak-anak, serta menyerang fasilitas-fasilitas penting seperti sekolah dan rumah sakit.
Selain itu, laporan ini juga memasukkan kelompok Hamas dan militan Jihad Islam Palestina ke dalam daftar hitam untuk pertama kalinya.
Hal ini dikarenakan kedua kelompok tersebut terbukti terlibat dalam pembunuhan, penganiayaan, dan penculikan terhadap anak-anak.
Menurut laporan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, serangan yang dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober di selatan Israel dan tindakan pembalasan militer besar-besaran oleh Israel di Gaza telah menyebabkan peningkatan yang sangat signifikan, yakni sebesar 155% berkaitan dengan jumlah pelanggaran berat terhadap anak-anak.
Laporan tersebut mengatakan bahwa pelanggaran-pelanggaran tersebut terutama disebabkan oleh penggunaan senjata peledak di daerah-daerah yang padat penduduk di Wilayah Gaza.
Sementara itu, PBB juga memasukkan angkatan bersenjata Rusia ke dalam daftar hitam PBB untuk tahun kedua berturut-turut.
Hal tersebut disebabkan oleh tindakan mereka yang telah membunuh dan menyiksa anak-anak, serta menyerang sekolah-sekolah dan rumah sakit di Ukraina.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa PBB telah memverifikasi 80 anak-anak Ukraina yang terbunuh dan 419 anak lainnya yang terluka pada tahun lalu.
Sebagian besar dari korban-korban tersebut disebabkan oleh penggunaan senjata-senjata peledak oleh pasukan Rusia dan kelompok-kelompok yang berafiliasi dengannya.
(ipa)