Internasional

China Melakukan Razia terhadap Akun Influencer yang Suka Pamerkan Kekayaan di Medsos

China lakukan razia
Pemerintah China lakukan razia pada akun influencer yang hobi pamerkan kekayaan di media sosial. (ilustrasi freepik @our-team)

PasundanEkspres - Pemerintah China sedang melakukan tindakan tegas terhadap para influencer yang sering menampilkan kekayaan mereka melalui konten di media sosial. Akibatnya, akun sejumlah influencer dengan jutaan pengikut tiba-tiba menghilang dari platform media sosial yang populer.

Salah satu influencer yang menjadi target adalah Wang Hongquan, juga dikenal sebagai Wang Hongquanxing. Dengan 4,4 juta pengikut di Douyin, versi China dari TikTok, Wang menjadi sasaran perhatian.

Dalam sebuah wawancara dengan stasiun TV China, Wang mengakui memiliki tujuh properti di Beijing dan tidak pernah meninggalkan rumahnya dengan pakaian senilai kurang dari 10 juta Yuan atau sekitar 22 miliar Rupiah. Dia sering mengunggah video yang menampilkan koleksi tas mewah Hermès dan armada mobil mewahnya.

Namun, pada hari Selasa (28/5), akun Douyin milik Wang tiba-tiba menghilang. Pencarian akan akunnya hanya menghasilkan pesan kesalahan yang menyatakan bahwa akun tersebut diblokir karena melanggar pedoman komunitas Douyin.

Wang bukanlah satu-satunya influencer yang terkena dampak dari penindakan konten ini. Orang lain seperti Bo Gongzi, dengan 2,9 juta pengikut di Douyin, dan Baoyu Jiajie, dengan 2,3 juta pengikut, juga mengalami pemblokiran.

Pada bulan April, Administrasi Ruang Siber China, regulator internet nasional, mengumumkan kampanye yang menargetkan influencer yang memamerkan kekayaan pribadi mereka, dengan tujuan menarik pengikut dan trafik dengan cara memamerkan gaya hidup mewah.

Platform media sosial China seperti Douyin, Tencent, dan Xiaohongshu (versi China dari Instagram) segera mematuhi peraturan tersebut, menghapus konten dan melarang akun influencer yang menampilkan kemewahan.

Douyin menghapus 4.701 konten yang tidak pantas dan memblokir 11 akun antara tanggal 1 Mei dan 7 Mei 2024. Sementara itu, Xiaohongshu memblokir 383 akun dalam waktu dua minggu, seperti yang dilaporkan oleh Fortune pada hari Kamis (30/5/2024).

Ini bukan kali pertama otoritas China mencoba mengatur internet dan konten influencer. Pada tahun 2022, pemerintah China mengumumkan kode etik yang melarang penyiar langsung menampilkan barang mewah, perhiasan, uang tunai, dan aset lainnya dalam jumlah besar.

Administrasi Ruang Siber China sebelumnya pernah melakukan razia terhadap influencer media sosial dan selebriti karena penggelapan pajak, menyebarkan informasi yang tidak benar, atau mencela Partai Komunis China atau budaya tradisional China. Selain itu, influencer juga dilarang mempromosikan konsumsi berlebihan, menyebarkan rumor tentang bisnis China.

Berita Terkait