Internasional

Biden dan Netanyahu berada di Jalur Pertentangan terkait Permasalahan Perang Israel dan Hamas

Biden dan Netanyahu berada di Jalur Pertentangan terkait Permasalahan Perang Israel dan Hamas

PASUNDAN EKSPRES - Biden dan Netanyahu berada di jalur pertentangan setelah pemungutan suara di PBB. 

Hubungan antara Presiden Joe Biden dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mencapai titik terendah sejak masa perang. Ketika AS mendukung pengesahan resolusi gencatan senjata Gaza di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sementara pemimpin Israel tersebut mengecam keras resolusi. 

Biden dan Netanyahu berada di Jalur Pertentangan

Selain itu, secara mendadak Netanyahu membatalkan kunjungan delegasi senior ke Washington minggu ini yang bertujuan untuk membahas mengenai ancaman serangan Israel di kota Rafah, Gaza selatan.

Keputusan tersebut diambil setelah AS memilih untuk abstain dalam pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera antara Israel dan Hamas, serta pembebasan semua sandera yang ditahan oleh militan Palestina.

Penundaan pertemuan tersebut menjadi tantangan baru bagi upaya AS untuk mendorong Netanyahu mempertimbangkan opsi lain selain melakukan invasi darat ke Rafah. Rafah merupakan tempat perlindungan terakhir yang relatif aman bagi warga sipil Palestina.

BACA JUGA: Warga Gaza Makan Tanaman Liar akibat Bencana Kelaparan yang semakin Mengerikan

BACA JUGA: Penembakan Massal Terjadi di Moskow Rusia, 60 Orang Tewas dan 100 Orang Luka-Luka

Ancaman serangan tersebut telah meningkatkan tensi antara Amerika Serikat dan Israel, dan menimbulkan pertanyaan apakah AS akan membatasi bantuan militer jika Netanyahu menentang Biden dan melanjutkan serangan. 

"Ini menunjukkan bahwa kepercayaan antara pemerintahan Biden dan Netanyahu mungkin mulai runtuh," kata Aaron David Miller, mantan negosiator Timur Tengah untuk pemerintahan Partai Republik dan Partai Demokrat, dikutip Reuters, Selasa (26/3/2024). 

"Jika krisis ini tidak dikelola dengan hati-hati, krisis ini akan terus memburuk," tambahnya. 

Keputusan Biden untuk abstain dalam pemungutan suara di PBB tampaknya mencerminkan tingkat frustrasi yang meningkat di pihak AS terhadap kepemimpinan Israel.

Biden menghadapi tekanan tidak hanya dari sekutu-sekutu Amerika, tetapi dari sejumlah anggota Partai Demokrat yang semakin mendesaknya untuk mengontrol respon militer Israel terhadap Hamas. 

Sementara, Netanyahu menghadapi tantangan-tantangan dalam lingkup domestiknya sendiri, termasuk tuntutan dari anggota-anggota koalisi sayap kanan yang mendukung pendekatan terhadap Palestina.

Selain itu, ia juga harus meyakinkan keluarga para sandera bahwa ia sedang melakukan segala upaya untuk membebaskan mereka, sambil menghadapi seringnya protes yang menuntut pengunduran dirinya.

(ipa)

 

 

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua