Kemenkes Utamakan Pemberian Vaksinasi Mpox untuk Kelompok Risiko Tinggi

Kemenkes Utamakan Pemberian Vaksinasi Mpox untuk Kelompok Risiko Tinggi

Kemenkes Utamakan Pemberian Vaksinasi Mpox untuk Kelompok Risiko Tinggi (foto: Freepik)

PASUNDAN EKSPRES - Kementerian Kesehatan menyampaikan bahwa pemberian vaksinasi Mpox di Indonesia hanya diberikan untuk kelompok berisiko tinggi.

Hal ini telah sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait pemberian vaksin cacar dan Mpox.

Menurut Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Prima Yosephine, M.K.M, kelompok berisiko tinggi itu antara lain: LSL (Lelaki berhubungan Seks dengan Lelaki) atau GBMSM (Gay, Biseksual dan Pria-yang-berhubungan-seks-dengan-pria lainnya), dan individu yang kontak dengan penderita Mpox dalam dua minggu terakhir.

BACA JUGA:Kemenkes Konfirmasi 88 Kasus Mpox 'Cacar Monyet' di Indonesia, DKI Jakarta Terbanyak

BACA JUGA: Tips Jitu Cara Diet dengan Telur Rebus, Bisa Turun Lebih dari 10 Kg! Amazing!

"Kelompok berisiko lainnya termasuk petugas laboratorium yang melakukan pemeriksaan spesimen virologi, terutama di daerah yang ada kasus Mpox, dan petugas kesehatan yang melakukan penanganan pada kasus Mpox," ucap Prima di Jakarta, dikutip dari laman Sehat Negeriku Kemenkes, Rabu (28/8).

Sementara itu, kelompok anak-anak tidak termasuk dalam kelompok sasaran vaksinasi Mpox di Indonesia.

"Sampai saat ini, anak-anak tidak termasuk dalam sasaran yang akan diberikan vaksin Mpox. Namun, petugas kesehatan yang melakukan penanganan kasus Mpox akan diberikan (vaksin) untuk memberi perlindungan dari tertularnya infeksi virus Mpox," jelasnya.

Pemberian vaksin dan vaksinasi Mpox di Indonesia bersifat pencegahan yang bertujuan mencegah munculnya gejala atau meminimalkan keparahan penyakit.

BACA JUGA: Cara Daftar dan Ambil Nomor Antrean BPJS Kesehatan secara Online

BACA JUGA:Kasus Mpox 'Cacar Monyet' Mulai Muncul di Indonesia, Begini Cara Penularannya

"Salah satu kriteria penerima vaksin Mpox adalah individu yang pernah kontak dengan penderita Mpox (vaksinasi post exposure)," ujar Prima.

"Namun, orang yang pernah kontak ini belum tentu terinfeksi. Jadi, imunisasi Mpox masih bersifat pencegahan. Sedangkan, bagi pasien yang sudah terinfeksi akan diberikan pengobatan yang sesuai," sambungnya.

Berdasarkan "Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Mpox (Monkeypox)" yang diterbitkan Kemenkes RI pada 2023, pemberian vaksinasi Mpox dalam situasi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC) masih bersifat komplemen terhadap pencegahan dan pengendalian utama seperti surveilans, pelacakan kontak, isolasi dan perawatan pasien.

Adapun pemberian vaksinasi Mpox secara massal tidak direkomendasikan hingga saat ini.

BACA JUGA:Kasus Mpox Varian Clade Ib Ditemukan di Luar Afrika, Kemenkes Imbau Masyarakat Tetap Waspada

Lebih lanjut, jenis vaksin Mpox yang digunakan di Indonesia adalah golongan Modified Vaccinia Ankara-Bavarian Nordic (MVA-BN). 

MVA-BN merupakan vaksin turunan smallpox generasi ke-3 yang bersifat non-replicating. Vaksin ini sudah mendapat rekomendasi WHO untuk digunakan saat wabah Mpox.


Berita Terkini