PASUNDAN EKSPRES- Dalam beberapa tahun terakhir, kita melihat perubahan besar dalam kebiasaan menonton televisi. Dulu, televisi adalah sumber hiburan utama bagi banyak orang, termasuk anak-anak.
Namun, kini semakin sedikit orang yang tertarik menonton TV. Fenomena ini terjadi karena beberapa alasan yang menarik untuk dibahas.
Salah satu alasan utama mengapa orang jarang menonton TV adalah karena kualitas konten yang menurun.
Dulu, kartun di TV Indonesia sangat seru dan menarik. Siapa yang tidak ingat dengan adegan kejar-kejaran yang lucu dan kocak?
Hal-hal kecil seperti ini bisa membuat kita tertawa dan merasa terhibur. Namun, saat ini, banyak tayangan kartun di TV terlihat seperti animasi amatir yang tidak menarik bagi penonton.
Selain itu, acara TV saat ini lebih didominasi oleh talk show yang monoton. Misalnya, sulit untuk membedakan antara berbagai acara karena semuanya hanya berisi obrolan tanpa variasi yang berarti. Aspek-aspek hiburan yang dulu membuat televisi begitu menarik kini seolah punah.
Masalah lain yang menyebabkan penurunan minat menonton TV adalah banyaknya tayangan yang tidak cocok untuk anak-anak.
Alih-alih menampilkan konten yang mendidik dan menghibur, banyak stasiun TV lebih memilih menayangkan sinetron dan drama dengan alur cerita yang tidak masuk akal.
Sinetron yang tidak jelas dan drama azab yang seharusnya membuat kita merenung malah menjadi bahan tertawaan.
Fenomena ini membuat orang tua semakin khawatir dan lebih selektif dalam memilih tontonan untuk anak-anak mereka.
Akibatnya, anak-anak lebih sering beralih ke gadget dan smartphone untuk mencari hiburan yang lebih sesuai dengan usia mereka.
Tidak hanya itu, kebijakan sensor yang berlebihan juga menjadi faktor yang mengurangi minat menonton TV.
Misalnya, karakter Sandy dalam kartun "SpongeBob SquarePants" bahkan kena sensor. Padahal, karakter seperti Sandy, yang adalah seekor tupai, tidak seharusnya menimbulkan kontroversi.
Kebijakan sensor yang terlalu ketat ini sering kali tidak masuk akal dan justru mengganggu pengalaman menonton.
Selain faktor-faktor di atas, kemajuan teknologi juga mempengaruhi kebiasaan menonton televisi.
Kini, dengan mudahnya akses ke internet dan platform streaming seperti YouTube, Netflix, dan lainnya, orang lebih memilih menonton konten digital.
Platform-platform ini menawarkan berbagai pilihan tayangan yang lebih beragam dan menarik. Selain itu, konten digital bisa diakses kapan saja dan di mana saja, memberikan fleksibilitas yang tidak dimiliki oleh TV konvensional.