Membangun Generasi Mental Merdeka: Kesehatan Mental sebagai Fokus Generasi Z

Membangun Generasi Mental Merdeka: Kesehatan Mental sebagai Fokus Generasi Z

(dok.pexels.com/Anna Shvets)

 
Mereka dituntut untuk selalu tampil sempurna, serta selalu berusaha keras untuk memenuhi standar media yang tidak realistis tanpa peduli akan kesehatan mental mereka. Hal inilah yang kemudian dapat berisiko menimbulkan depresi serta turunnya self-esteem yang dimiliki seseorang sehingga dapat berujung pada keinginan untuk melukai diri sendiri (self-harm) dan melakukan bunuh diri. 
 
WHO menyatakan, angka bunuh diri akibat depresi bisa mencapai angka sekitar satu juta pertahun di seluruh dunia. Jika tidak ditangani dengan baik, tentu akan berpengaruh terhadap populasi dunia. (Paragraf ini menjelaskan mengenai penyebab kesehatan mental yang rusak dari generasi Z dan generasi Alpha. Kemudian, membahas akibat yang didapat oleh kedua generasi tersebut).
 
Isu mengenai kesehatan mental kerap kali digaungkan para kaum gen Z melalui platform media online, gen Z dianggap lebih peka terhadap berbagai isu kesehatan mental, yang di mana hal ini menimbulkan stigma masyarakat terhadap gen Z yang dinilai “lebih lemah” secara mentalitas. Tak sedikit dari mereka yang menutup mata akan isu kesehatan mental ini, terutama generasi sebelum gen Z. 
 
Anggapan tersebut yang kemudian mempengaruhi bagaimana masyarakat terutama gen Z dalam menyikapi adanya gangguan psikologis, seperti stres, depresi serta gangguan kecemasan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Sayangnya, banyak dari mereka yang menganggap sepele hal ini.
 
Lingkungan yang kurang mendukung serta pemikiran yang kurang terbuka mengenai isu kesehatan mental generasi terdahulu yang sering kali menganggap hal tersebut semata hanyalah “kurang iman”. Sehingga, banyak generasi Z yang tidak langsung mencari pertolongan ahli akibat adanya stigma tersebut.
 
 Padahal, gangguan psikologis ini terbukti dapat menyebabkan penurunan sistem imunitas tubuh. American Psychological Association (APA)  melakukan penelitian selama 10 tahun terakhir, hasilnya menunjukkan bahwa depresi dapat meningkatkan kadar hormon stres kortisol. 
 
Selain itu juga dapat secara signifikan melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh akan lebih mudah terkena penyakit. (Paragraf ini berisikan isu mengenai sulitnya generasi sebelum generasi Z mengakui bahwa kesehatan mental bisa terjadi pada generasi Z. Kemudian, membahas mengenai penyebab generasi Z tidak segera mencari pertolongan ahli)
 
Kesejahteraan mental merupakan hak setiap manusia, setiap makhluk bernyawa berhak secara penuh untuk memperoleh kebebasan, kedamaian, dan kemerdekaan atas diri nya, terlepas dari kalangan generasi mana ia berasal. 
 
Setiap generasi bertanggung jawab penuh atas kondisi kesehatan mental diri serta lingkungan terdekat nya. Setiap generasi memiliki kekuatan nya sendiri dalam mengahadapi masifnya perkembangan zaman. 

Berita Terkini