Megawati Terkejut dengan Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari

Megawati Terkejut dengan Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari

Megawati Terkejut dengan Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari

PASUNDAN EKSPRES - Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri mengungkapkan keterkejutannya atas tindakan asusila yang dilakukan oleh Ketua KPU Hasyim Asy'ari terhadap seorang anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) di Den Haag, Belanda, yang berinisial CAT. Dalam pidatonya di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pada Jumat (5/7/2024), Megawati menyatakan rasa herannya atas kejadian tersebut. "KPU, nah kemarin. Itu saya ngomong gini kenapa? Karena saya warga bangsa. Sedih saya melihat yang namanya pemerintahan Republik Indonesia, itu kan bagian. Kok begitu ya, pusing saya," kata Megawati.

 

Padahal, lanjut Megawati, KPU adalah lembaga yang seharusnya mengayomi masyarakat dan berperan penting dalam proses demokrasi di Indonesia. Menurutnya, KPU seharusnya melayani masyarakat dalam berpartisipasi membangun demokrasi dan politik yang sehat di negeri ini. "Itu sebenarnya hakikat," imbuh Megawati.

 

BACA JUGA: PLN Resmi Tawarkan Promo Tambah Daya Listrik Diskon 50% di Bulan Mei 2025, Ini Syarat dan Cara Dapatkannya

Sebelumnya, Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) telah menjatuhkan sanksi pemberhentian tetap terhadap Hasyim Asy'ari karena melanggar kode etik penyelenggara pemilu. Sanksi ini dijatuhkan setelah terbukti bahwa Hasyim melakukan tindakan asusila terhadap CAT. Berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan, Hasyim diketahui merayu dan memaksa CAT untuk berhubungan badan di hotel tempatnya menginap di Belanda pada 3 Oktober 2023.

 

DKPP dalam putusannya juga meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melaksanakan putusan tersebut paling lambat tujuh hari sejak putusan dibacakan. Menanggapi putusan itu, Hasyim Asy'ari mengaku bersyukur karena diberhentikan oleh DKPP. “Sebagaimana diketahui, substansi putusan tersebut teman-teman sudah mengikuti semua. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan saya mengucapkan alhamdulillah,” ujar Hasyim di Gedung KPU RI, Jakarta, Rabu sore. Hasyim kemudian menyampaikan terima kasih atas putusan sanksi yang dijatuhkan oleh DKPP karena membuatnya terbebas dari beban berat sebagai anggota KPU.

 

BACA JUGA: Para Jemaah Haji, Ini Hal yang Dilarang saat Berada di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi

Dalam pandangan Megawati, skandal ini mencerminkan masalah serius dalam sistem pemerintahan Indonesia, terutama dalam lembaga yang seharusnya menjaga integritas pemilu. Dia menekankan pentingnya setiap lembaga negara, termasuk KPU, untuk menjalankan fungsinya dengan benar dan bertanggung jawab. "KPU itu kan bagian dari pemerintahan Republik Indonesia. Kok bisa sampai begitu? Saya pusing," kata Megawati.

 

Megawati menambahkan bahwa seharusnya pejabat publik seperti Hasyim memiliki tanggung jawab moral dan etika yang tinggi. Kasus ini menurutnya menunjukkan kegagalan dalam memegang teguh prinsip-prinsip tersebut. "Ini bukan hanya soal pelanggaran hukum, tapi juga soal moralitas dan etika kepemimpinan," tegasnya.

 

 

Kasus ini telah mencoreng nama baik KPU dan memicu berbagai reaksi dari publik serta kalangan politisi. Banyak pihak yang merasa kecewa dan marah dengan tindakan Hasyim, yang dinilai menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi. Pengamat politik dan pemantau pemilu menilai bahwa kasus ini sangat merugikan citra KPU sebagai lembaga yang seharusnya netral dan berintegritas.

 

Reformasi internal di KPU menjadi sangat mendesak untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang. Peningkatan pengawasan, transparansi, dan akuntabilitas dalam proses penyelenggaraan pemilu menjadi hal yang sangat penting. KPU juga perlu memperkuat kode etik dan memastikan bahwa semua anggotanya memahami serta mematuhi aturan tersebut.


Berita Terkini