PASUNDAN EKSPRES- Penggunaan asbes, bahan bangunan yang telah dilarang di lebih dari 60 negara maju dan masih marak di Indonesia.
Hal ini menjadi sorotan setelah banyaknya laporan mengenai bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh serat asbes yang terhirup.
Meski Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memberikan peringatan akan risiko asbes, Indonesia belum sepenuhnya menghapus penggunaannya.
Asbes, yang sering digunakan sebagai material atap dan dinding, telah terbukti menyebabkan berbagai penyakit serius seperti asbestosis, kanker paru-paru, dan mesothelioma.
Di negara-negara maju, larangan penggunaan asbes diterapkan untuk melindungi kesehatan masyarakat. Namun, di Indonesia, bahan ini masih dijual bebas dan digunakan secara luas.
"Saya tahu asbes berbahaya, terutama jika sudah pecah atau rusak. Tapi saya masih hidup meski rumah saya sudah banyak yang retak," ujar Rahmat (45), warga Jakarta. "Resiko kesehatannya memang jangka panjang, jadi mungkin tidak langsung terlihat," tambahnya.
Meski demikian, sejumlah pakar kesehatan mengingatkan bahwa paparan jangka panjang terhadap serat asbes dapat berakibat fatal.
"Ini bukan masalah yang bisa diabaikan. Serat asbes yang terhirup dapat menyebabkan kanker dan penyakit paru-paru kronis," kata Dr. Siti Aminah, seorang ahli paru dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
"Saya berharap pemerintah segera mengambil langkah tegas untuk melarang penggunaan asbes," kata Yuniarti, seorang aktivis lingkungan.
"Kesehatan masyarakat harus menjadi prioritas utama, dan kita perlu beralih ke bahan bangunan yang lebih aman."
Pemerintah diharapkan untuk memperketat regulasi dan penegakan hukum terkait penggunaan asbes, serta mendorong penggunaan bahan alternatif yang lebih aman.
Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang bahaya asbes dan cara aman menanganinya juga sangat diperlukan.
Masih maraknya penggunaan asbes di Indonesia menjadi ironi di tengah upaya global untuk mengurangi risiko kesehatan yang disebabkan oleh bahan berbahaya ini.
Apakah Indonesia akan mengikuti jejak negara-negara maju dalam melindungi kesehatan warganya dari ancaman asbes? Hanya waktu yang akan menjawab.