PASUNDAN EKSPRES - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Arab Saudi memberikan apresiasi kepada Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah.
Apresiasi ini diberikan sebagai ucapan terima kasih karena KKHI Makkah, sektor, dan pos satelit telah memberikan kerja sama yang baik dalam penanganan jemaah haji.
Penyerahan apresiasi dilakukan langsung oleh Asisten Direktur Jenderal Kesehatan Kemenkes Arab Saudi dr. Hatim Abdul Azizi Khoger di Klinik Kesehatan Haji Indonesia pada Rabu, 3 Juli 2024.
Apresiasi diterima oleh Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Makkah, Nurul Jamal, M.Kom, didampingi oleh Kepala KKHI Makkah dr. Eny Nuryanti, MKM.
"Alhamdulillah, pihak Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengakui kita sudah memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar mereka dan sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Ini terlihat dari kinerja KKHI di sektor maupun di satelit," ucap Nurul Jamal, dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, Jumat (12/7).
Jamal menjelaskan, Kemenkes Arab Saudi tidak hanya memberikan tasreh atau surat izin untuk operasional KKHI, tetapi juga memantau kinerja operasional KKHI.
Sementara itu, Kepala Pusat Kesehatan Haji Indonesia Liliek Marhaendro Susilo, A.K. MM, bersyukur atas apresiasi yang diterima dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersungguh-sungguh menyukseskan penyelenggaraan kesehatan haji pada 2024.
"Ini merupakan apresiasi dari Kerajaan Arab Saudi. Artinya, mereka melihat bahwa apa yang kita kerjakan benar-benar dirasakan manfaatnya. Bukan hanya oleh jemaah haji Indonesia, tetapi juga bagi negara mereka. Terima kasih kepada seluruh petugas kesehatan dengan dedikasi dan upaya yang tak kenal lelah dalam melayani jemaah," ucap Liliek.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan menyampaikan bahwa pemerintah menyediakan 62,3 ton obat untuk menunjang kesehatan para jemaah haji selama di Tanah Suci pada penyelenggaraan haji tahun 1445 H/2024 M.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Indonesia Liliek Marhaendro Susilo, A.K. MM menjelaskan bahwa proses pengadaan sebagian obat dan perbekalan kesehatan lainnya dilakukan di Indonesia, kemudian dikirim ke Arab Saudi.
Kemudian, obat tersebut didistribusikan ke wilayah kerja Makkah dan Madinah, dengan proporsi 80 persen untuk Makkah dan 20 persen untuk Madinah.
Dari 80 persen proporsi obat di Makkah, 10 persen disiapkan untuk puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). (inm)