Nasional

Menko PMK Muhadjir Effendy Evaluasi Penyelenggaraan Haji Tahun 2024, Apresiasi Murur dan Tata Kelola Dam

Menko PMK Muhadjir Effendy Evaluasi Penyelenggaraan Haji Tahun 2024, Apresiasi Murur dan Tata Kelola Dam
Menko PMK Muhadjir Effendy menggelar rapat di Kantor Urusan Haji (KUH), Jeddah. (Foto: laman resmi Kementerian Agama)

PASUNDAN EKSPRES -  Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengapresiasi kesuksesan penyelenggaraan haji 1445 H/2024 M. 

Menurutnya, banyak terobosan baru yang dilakukan oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dalam operasional haji tahun ini.

"Banyak perbaikan yang dilakukan pada operasional haji tahun ini. Ada beberapa terobosan, termasuk menekan jumlah yang tidak bisa berangkat, hanya 45 orang. Ini sangat drastis dan prestasi luar biasa. Sebab, pada tahun lalu jumlah lebih dari 800 jemaah," ucap Muhadjir Effendy saat menggelar rapat dengan PPIH di Kantor Urusan Haji, Jeddah, Kamis (4/7).

Melansir dari laman resmi Kementerian Agama, Menko PMK mendarat di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah pada Kamis (4/7) kemudian menggelar rapat bersama PPIH di Kantor Urusan Haji (KUH), Jeddah.

Menko beserta rombongan akan berada di Arab Saudi hingga 7 Juli 2024.

Dalam rapat tersebut, Muhadjir mengapresiasi beberapa hal terkait penyelenggaraan haji di tahun ini yakni sisa kuota jemaah di tahun ini semakin diperkecil jumlahnya.

Dalam enam tahun terakhir, sisa kuota tahun ini adalah yang paling kecil, meski jumlah kuotanya sangat besar. 

Pada 2017 misalnya, dengan 204.000, sisa 935 kuota. Sementara pada 2018, dengan kuota 204.000, ada sisa 649 kuota. Dengan 214.000 kuota pada 2019, tersisa hingga 1.268 kuota.

Pasca Covid-19, Indonesia hanya mendapat 92.825 kuota, dan tersisa 157 kuota. 

Pada tahun lalu, dengan 210.680 kuota, sampai akhir pemberangkatan masih tersisa 898. Di tahun ini, dengan 213.320, hanya tersisa 45 kuota.

Dia juga mengapresiasi kesigapan petugas terhadap masalah kesehatan para jemaah selama di Tanah Suci yang dilihat dari menurunnya jumlah jemaah yang rawat inap di tahun ini dibandingkan tahun lalu.

"Jemaah yang rawat jalan juga lebih banyak dari rawat inap. Ini jauh lebih baik dari tahun lalu," sambungnya. 

Berdasarkan laporan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), sampai hari ini, total jemaah yang rawat jalan, baik di KKHI maupun Rumah Sakit Arab Saudi, jumlahnya 2.500. Sementara jemaah yang menjalani rawat inap, jumlahnya 1.282 jemaah.

Sementara itu, angka jemaah meninggal di Tanah Suci juga menurun dibandingkan tahun lalu yang diketahui jumlah jemaah wafat pada hari ke-54 sebanyak 380 orang.

Tidak hanya itu, Menko PMK juga mengapresiasi terobosan Murur yang dilakukan PPIH pada operasional haji 1445 H/2024 M. 

Menko bersyukur kejadian kepadatan dan keterlambatan mobilisasi jemaah dari Muzdalifah ke Mina pada musim haji 1444 H/2023 M tidak terulang.

Saat itu, proses pergerakan jemaah dari Muzdalifah ke Mina berlangsung hingga 13.30 waktu Arab Saudi. Sementara pada tahun ini, pergerakan jemaah dari Muzdalifah ke Mina sudah selesai pada 07.37 WAS.

"Tahun lalu isunya muzdalifah. Tahun ini ada kebijakan murur saya kira bagus. Saya paling risau kasus muzdalifah, jangan sampai terulang. Alhamdulillah ada jalan keluar," imbuhnya.

Soal Mina, Menko PMK mengaku sudah memperkirakan akan terjadi kepadatan sebab areanya memang terbatas. Apalagi ada penambahan toilet, hal itu juga memakan ruangan yang ada. 

"Semoga tahun depan ada jalan keluar. Kita perlu bahas khusus soal Mina," kata Muhadjir.

Menko PMK juga mengapresiasi perbaikan tata kelola Dam. Muhadjir Effendy mengaku sudah melaporkan kepada Presiden Joko Widodo bahwa PPIH akan memulangkan daging dam petugas dan sebagian jemaah haji.

"Beliau sangat mengapresiasi dan berharap bisa dimaksimalkan, tidak hanya daging dam para petugas tapi juga jemaah," ujarnya.

Sebelumnya, Dirjen PHU Hilman Latief dan para direktur memaparkan progress penyelenggaraan ibadah haji. 

Sejumlah hal yang dilaporkan kepada Menko PMK antara lain terkait fase pemulangan jemaah haji gelombang I dari Jeddah yang sudah berakhir dan bersamaan itu dimulai fase pemulangan dari Madinah, sisa kuota haji 1445 H yang sangat kecil, pemanfaatan dua debarkasi baru (Manyaran di Jawa Tengah dan Cipondoh di Banten), kondisi kesehatan jemaah haji (termasuk data rawat inap dan rawat jalan), perbaikan tata kelola Dam, lima skema puncak haji, istithaah kesehatan jemaah, kondisi kepadatan Mina dan tanazul, serta penggunaan produk Indonesia.

Dalam rapat tersebut, hadir Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, Dubes RI di Arab Saudi Abdul Aziz, Konjen RI di Jeddah Yusron Ambary, Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid, Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab, Direktur Bina Haji Arsad Hidayat, Direktur Pengelolaan Dana Haji Ramadhan Harisman, Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Jaja Jaelani, Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam. (inm)

Berita Terkait