PASUNDAN EKSPRES - Kementerian Agama akan menerapkan kembali kebijakan murur pada penyelenggaraan ibadah haji.
Bahkan, Kemenag akan memperkuat mekanisme penerapannya dan mempersiapkan terobosan baru dalam bentuk penyiapan skema tanazul.
Hal ini dibahas bersama dalam Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Kebijakan, Rencana Kerja dan Peningkatan Pelayanan di Arab Saudi di Bogor, Kamis (10/10/2024).
"Kita akan memperkuat skema murur pada haji 1446 H/2025 M," ucap Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid di Bogor.
BACA JUGA:Ketahui Jemaah Haji Indonesia yang Masuk Kategori Jemaah Murur di Muzdalifah
Sebagai informasi, Murur adalah pergerakan jemaah haji dari Arafah melintas di Muzdalifah lalu menuju ke Mina saat puncak haji. Jemaah diberangkatkan dari Arafah setelah magrib menuju Muzdalifah, tanpa turun, dan langsung menuju ke Mina.
Selain murur, skema safari wukuf lansia non mandiri juga akan diperkuat. Skema ini sudah diterapkan dalam dua musim haji terakhir. Ratusan jemaah lansia dan disabilitas difasilitasi untuk melaksanakan safari wukuf. Mereka difasilitasi baik pada aspek transportasi, konsumsi, maupun akomodasinya.
"Kebijakan ini disambut baik jemaah lansia dan disabilitas. Mereka tidak terlalu kelelahan saat menjalani puncak haji dan mendapatkan pelayanan lebih maksimal dari petugas. Sementara manasik ibadahnya tetap dilaksanakan, termasuk melalui skema badal," jelas Subhan.
Untuk tahun depan, lanjut Subhan, pihaknya akan menyiapkan penerapan skema tanazul. Kebijakan ini dalam rangka mengurangi kepadatan jemaah haji saat mabit (menginap) di tenda Mina. Konsepnya, jemaah yang tinggal di hotel dekat area jamarat, akan kembali ke hotel (tidak menempati tenda di Mina).
BACA JUGA:Mengenal Miqat dalam Ibadah Haji: Pengertian, Macam-macam dan Tempatnya
"Konsepnya mereka akan menginap pada malam hari di area terdekat jamarat (tempat lontar jumrah) hingga mencukupi waktu mabit. Setelah itu, mereka kembali ke hotel untuk istirahat. Ini rencana akan diterapkan bagi jemaah yang hotelnya di dekat jamarat," imbuhnya.
Subhan menambahkan, dalam skema tanazul ini, mereka juga mengkaji konsep penyiapan katering bagi jemaah haji yang kembali ke hotel saat fase mabit di Mina.
Ia berharap terobosan ini bisa menjadi solusi atas kepadatan tenda di Mina sekaligus memberi kenyamanan bagi jemaah dengan tetap mempertimbangkan keabsahan pada aspek manasik hajinya. (inm)