News

Ketahui Jemaah Haji Indonesia yang Masuk Kategori Jemaah Murur di Muzdalifah

Ketahui Jemaah Haji Indonesia yang Masuk Kategori Jemaah Murur di Muzdalifah
Simak selengkapnya informasi mengenai jemaah haji Indonesia yang masuk kategori jemaah murur di Muzdalifah. (Dok Istimewa)

PASUNDAN EKSPRES - Simak selengkapnya informasi mengenai jemaah haji Indonesia yang masuk kategori jemaah murur di Muzdalifah.

PPIH (Petugas Penyelenggara Ibadah Haji) Arab Saudi menerapkan skema murur pada pelaksanaan ibadah haji 1445 H/2024 Masehi.

Pelaksanaan skema murur ini dimaksudkan untuk menjaga keselamatan jemaah haji saat mabit (murur) di Muzdalifah.

Adapun, pada tahun ini jemaah haji Indonesia tidak lagi menempati area di Mina Jadid seperti tahun lalu sehingga semua jemaah akan dipindahkan ke Muzdalifah yang tentunya berisiko terjadi kepadatan luar biasa.

Oleh karena itu, petugas menerapkan skema murur yang dibagi ke dalam dua skema yakni murur dan normal.

Adapun jemaah haji yang masuk dalam kategori jemaah murur antara lain jemaah haji dengan risiko tinggi, lanjut usia (lansia), disabilitas, dan pendamping.

Pergerakan dengan skema murur akan menyasar sekitar 25% dari jumlah jemaah dan petugas haji yang totalnya diperkirakan mencapai 55.000 orang.

Untuk langkah persiapan, PPIH akan meminta petugas kloter untuk mendata jemaah haji yang akan diikutkan dalam skema murur, sesuai dengan kriteria dan jumlah yang telah ditentukan. 

Laporan itu dibuat berbasis kloter dan selanjutnya diserahkan kepada petugas sektor kemudian data dari sektor akan dihimpun oleh petugas Daker Makkah.

Skema murur akan berlangsung pada 9 Zulhijjah dari pukul 19.00 – 22.00 waktu Arab Saudi yang mana jemaah akan bergerak  dari Arafah, melewati Muzdalifah (tanpa turun dari kendaraan), lalu langsung menuju Mina.

Sementara itu, untuk pergerakan jemaah dengan skema normal, sistem taraddudi dari Arafah ke Muzdalifah, akan dimulai pukul 22.00 WAS, setelah proses pergerakan skema murur selesai.

Berikut pergerakan jemaah dari Arafah yang dibagi dalam 2 skema:

Skema Murur (19.00 - 22.00 WAS)

1. Diikuti 55.000 jemaah (25%)

2. Berbasis data jemaah risti, lansia, disabilitas serta pendamping dari kloter

3. Jam 19.00 WAS, jemaah berkumpul di pintu keberangkatan Maktab di Arafah

4. Dari Arafah, jemaah melintas di Muzdalifah dan langsung ke Mina

Skema Normal (22.00 - selesai)

1. Diikuti 161.067 jemaah (75%)

2. Berbasis kloter

3. Pergerakan Taraddudi/Shuttle Arafah-Muzdalifah mulai 22.00 WAS - selesai

4. Pergerakan Taraddudi/Shuttle Muzdalifah - Mina mulai 23.30 WAS - selesai

Menurut Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid, ada beberapa alasan mengapa jemaah yang mengikuti skema murur didahulukan pergerakannya dari Arafah.

1. Menghindari kepadatan dan masyaqqah yang lebih besar bagi jemaah risiko tinggi, lansia dan disabilitas.

2. Menghindari pertemuan jalur Murur dan Taraddudi (shuttle):

- Jalur Murur (Arafah ke Muzdalifah ke Mina): 19.00 - 22.00 WAS

- Jalur Taraddudi Arafah - Muzdalifah: 22.00 - 02.00 WAS (10 Zulhijjah)

- Jalur Taraddudi Muzdalifah - Mina: 23.30 - 07.30 WAS (10 Zulhijjah)

3. Memberikan waktu lebih longgar bagi jemaah risti, lansia, dan disabilitas untuk naik dan turun kendaraan, baik di Arafah maupun saat tiba di Mina.

4. Menghindari penumpukan kedatangan jemaah haji (jalur murur dan taraddudi) secara bersamaan di Mina.

5. Meski tiba lebih awal, jemaah risti, lansia, dan disabilitas, cenderung tidak beraktivitas keluar masuk tenda sehingga tidak mengganggu lalu lintas. (inm)

Berita Terkait