Nasional

Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024 Berakhir, Menag Klaim Sukses dengan Terapkan Skema 4-3-5

Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024 Berakhir, Menag Klaim Sukses dengan Terapkan Skema 4-3-5

PASUNDAN EKSPRES - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyebut penyelenggaraan ibadah haji di tahun ini berjalan dengan sukses dan lancar.

Diketahui, masa operasional penyelenggaraan ibadah haji 1445 H /2024 M telah berakhir.

Hal ini diungkap oleh Menag Yaqut dalam Konferensi Pers Penutupan Masa Operasional Haji 1445 H/2024 M di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta pada Kamis (25/7).

"Alhamdulillah, seluruh fase penyelenggaraan ibadah haji sudah berjalan dengan baik, mulai dari pemberangkatan, puncak haji, hingga pemulangan," ucap Yaqut, dikutip dari laman resmi Kementerian Agama, Jumat (26/7).

"Tidak berlebihan, jika disebut Haji 2024 sukses dan jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya," sambungnya.

Klaim ini disampaikan Menag, merujuk pada sejumlah indikator yang ia sebut dengan formula 4-3-5. 

"Ada sejumlah indikator dan kita formulasikan dengan skema 4-3-5. Empat Perdana di Haji 2024, Tiga Pengembangan Ekosistem Potensi Ekonomi Haji, dan Lima Inovasi Haji 2024," jelasnya.

Skema 4-3-5 yang dimaksud yaitu Empat Perdana adalah pertama kali layanan fast track diterapkan di tiga embarkasi (Bandara Soetta Tangerang, Adi Sumarmo Solo, dan Juanda Surabaya), pertama kali dalam kuota normal layanan katering diberikan secara penuh di Makkah, pertama kali dalam sejarah Indonesia mendapatkan tambahan 20 ribu kuota, dan pertama kali kebijakan murur ditetapkan secara terencana dan sistematis.

Kemudian, tiga pengembangan ekosistem potensi ekonomi haji yang dilakukan tahun ini adalah ekspor bumbu Nusantara yang tahun ini mencapai 70 ton lebih, pengiriman daging dan petugas dan jemaah dalam bentuk kemasan daging olahan, serta penggunaan 1,7 juta boks makanan siap saji dari Indonesia.

Adapun Menag berharap angka-angka dalam skema ini akan bertambah dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun depan.

Sedangkan lima inovasi haji 2024 yang menambah deretan kesuksesan penyelenggaraan haji, meliputi transformasi digital dalam rekrutmen petugas, penggunaan aplikasi Kawal Haji, safari wukuf lansia non mandiri, penggunaan IPS (International Patient Summary) atau riwayat kesehatan jemaah haji pada kartu jemaah haji, dan penyederhanaan proses tunda/batal visa untuk optimalisasi penggunaan kuota haji.

Sementara itu, Yaqut juga menyampaikan bahwa masih ada 46 jemaah haji Indonesia yang masih dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi.

"Hingga akhir operasional ini, ada 46 Jemaah Haji yang masih dirawat di Arab Saudi. Jemaah yang sakit ini akan terus kami pantau. Melalui Kantor Urusan Haji di Jeddah. Dan selama perawatan jemaah tidak akan dikenakan biaya," pungkasnya. (inm)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua