PASUNDAN EKSPRES - Paus Fransiskus menyampaikan sebuah pesan di Istana Merdeka, Jakarta pada Rabu, 4 September 2024. Pesan Paus Fransiskus tersebut menyoroti dampak negatif dari penyalahgunaan kekuasaan.
Pidato tersebut dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo, yang turut menyimak pesan penting dari pemimpin umat Katolik dunia ini.
Pesan Paus Fransiskus tentang Penyalahgunaan Kekuasaan
Dalam pidatonya, Paus menekankan bahwa banyak konflik di dunia bermula dari kurangnya penghargaan terhadap perbedaan.
Selain itu, ia pun menyebut sikap intoleransi dan keinginan untuk memaksakan kepentingan serta narasi sepihak sebagai penyebab utama ketegangan.
BACA JUGA:Paus Fransiskus Ingatkan tentang Ekstremisme Agama dalam Pidatonya di Istana Merdeka
“Dari keinginan intoleran untuk memaksakan kepentingan sendiri, posisi sendiri, dan narasi historis sepihak dengan segala upaya,” ungkap Paus dikutip dari Tempo.
Dalam pesan tersebut pun Paus juga menyinggung bagaimana kekerasan sering muncul akibat kekuasaan yang digunakan secara tidak bertanggung jawab
“Karena mereka yang berkuasa ingin menyeragamkan segala sesuatu dengan memaksakan visi mereka,” ucap pria kelahiran Argentina tersebut.
Lebih lanjut, Paus menyoroti pentingnya memberikan ruang bagi individu atau kelompok untuk memiliki otonomi dalam beberapa aspek kehidupan.
BACA JUGA:Profil Paus Fransiskus, Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Sedunia yang Down to Earth
BACA JUGA:Digelar Kamis, 5 September 2024, Simak Aturan Mengikuti Misa Agung oleh Paus Fransiskus di GBK
Ia mengingatkan bahwa pihak berwenang sebaiknya tidak melampaui batas kekuasaan mereka.
Paus asal Argentina ini juga menyatakan bahwa kurangnya komitmen terhadap keadilan sosial dari para pemimpin menjadi masalah serius.
“Terlepas dari kebijakan-kebijakan yang mengesankan, terdapat juga kurangnya komitmen sejati yang berorientasi ke depan untuk menerapkan prinsip-prinsip keadilan sosial,” tegas Paus.
Akibat dari situasi ini, Paus menyatakan, banyak masyarakat yang terpinggirkan, tidak memiliki akses terhadap kehidupan yang bermartabat, dan tidak terlindungi dari ketidakadilan sosial yang semakin memburuk.
(pm)