Nasional

Ketua Viking Subang, Akim Setuju Penambahan Kuota Pemain Asing di Liga 1 Musim Depan

Persiba Bandung
DUKUNG PERSIB: Bobotoh Persib Bandung saat mendukung tim kebanggaannya bertanding.

SUBANG-Ketua Viking Subang, Akim mengomentari mengenai wacana penambahan kuota pemain asing di Liga 1 musim depan. 

Ia mengatakan, secara pribadi dirinya sebagai penggemar dan supporter salah satu klub Indonesia setuju dengan wacana penambahan kuota pemain asing di Liga 1. 

"Kalau dari sudut fans sih kita setuju-setuju saja, apalagi katanya itu salah satu masukan dari klub peserta," ucapnya. 

Menurutnya, hal tersebut dikarenakan harga pemain lokal Indonesia terlalu mahal, bahkan banyak diantaranya seharga dengan pemain asing, namun terdapat perbedaan kualitas. 

"Ini disebabkan banyaknya harga atau kontrak pemain lokal yang tinggi, apalagi berlabel timnas atau pernah dipanggil timnas dibandingkan dengan para pemain asing tapi kualitasnya tidak jauh beda, bahkan lebih bagus dengan harga lebih murah dari pemain lokal," ucapnya. 

Akim turut mengomentari fenomena gerakan penolakan penambahan kuota pemain asing di Liga 1 oleh para pemain yang beberapa diantaranya adalah Pemain Persib seperti Reky Rahayu, dan Henhen Herdiana. 

Menurutnya, hal tersebut dikarenakan para pemain telah berada di zona nyaman dan tidak mau bersaing. 

"Ya mereka takut tidak bisa bersaing, sudah berada di zona nyaman, gaji lancar, bahkan nampaknya tidak main sama sekali juga asal tetap dapat gaji dan bonus tidak masalah," ucapnya. 

Adapun Akim merespon balasan komentar pemain di media sosial tentang aksi tersebut yang terkesan merendahkan pengetahuan sepakbola orang lain. 

"Mereka kira yang mengerti sepakbola itu cuma mereka yang sekarang jadi pemain bola, padahal yang mengurus sepakbola di jalur profesional saja belum tentu semuanya mengerti," ucapnya. 

Namun, meski dirinya setuju dengan penambahan kuota oemain asing di Liga 1, baginya hal yang lebih penting dari hal tersebut adalah standar lisensi klub profesional di Indonesia. 

"Setuju, dengan catatan urus dulu standar lisensi klub profesionalnya, kalau lolos boleh menambah pemain asing," ucapnya. 

Alasannya adalah performa klub-klub Indonesia di kompetisi Asia selalu tidak memuaskan meskipun telah memberlakukan kebijakan pemain asing sejak dulu. 

"Sejak Ligina 1 pada tahun 1995 yang mengizinkan pemain asing, sampai sekarang liga dan timnas kita gini-gini aja, ranking liga di Asia atau ASEAN jelek, klub juara tidak bisa bersaing di level antar klub ASEAN, apalagi Asia," ucapnya. 

Ia menyarankan lebih baik PSSI memperbaiki standar lisensi klub profesional Indonesia terlebih dahulu sebelum melakukan penambahan kuota pemain asing di Liga 1. 

"Jadi intinya, sebelum wacana penambahan pemain asing, benerin dulu standar lisensi klubnya, baru aturan lainnya bisa diterapakan. Biarin Liga 1 hanya diikuti 8-12 tim juga yang penting profesional, tidak ada lagi kasus stadion tidak layak, tidak ada tunggakan gaji pemain, yang akhirnya liga kita ya gitu-gitu saja," ucapnya. 

PSSI sendiri memang berencana untuk menambah kuota delapan pemain asing agar prestasi kompetisi Liga 1 2024/2025 meningkat.(fsh/ysp) 

Berita Terkait