Nasional

Mengapa Anak Muda Jarang Ingin Menjadi Petani?

Mengapa Anak Muda Jarang Ingin Menjadi Petani?

PASUNDAN EKSPRES- Kenapa jarang ada yang punya cita-cita jadi petani? Pertanyaan ini mungkin sering muncul di benak banyak orang.

Faktanya, minat menjadi petani semakin menurun di kalangan generasi muda. Ada beberapa alasan mendasar mengapa profesi petani kurang diminati, antara lain.

Persepsi Negatif

Banyak yang menganggap pekerjaan petani kotor, melelahkan, dan kurang menguntungkan.

Kurangnya Dukungan

Dukungan pemerintah dalam bentuk subsidi dan akses teknologi masih kurang.

Urbanisasi dan Pendidikan

Anak muda lebih tertarik bekerja di kota dengan pekerjaan yang dianggap lebih bergengsi dan berpenghasilan lebih tinggi.

Mengapa Lulusan Pertanian Tidak Menjadi Petani?

Pilihan Karir Lain

Lulusan pertanian lebih memilih bekerja di sektor korporat atau pemerintah yang menawarkan gaji lebih tinggi.

Infrastruktur yang Kurang

Fasilitas seperti irigasi dan jalan yang kurang memadai membuat mereka enggan bertani.

Risiko Tinggi

Risiko gagal panen dan fluktuasi harga membuat profesi petani kurang menarik.

Proyek 1 Juta Hektar Sawah di Kalimantan Tengah

Baru-baru ini, ada rencana proyek 1 juta hektar sawah di Kalimantan Tengah untuk menanam padi hibrida dari Cina.

Proyek ini bisa membuka banyak lapangan kerja di sektor pertanian. Indonesia meminta bantuan Cina untuk mentransfer teknologi pertanian mereka yang berhasil dalam swasembada beras.

Tantangan dan Peluang

Menurut D. Andrea Santosa dari Institut Pertanian Bogor, proyek ini membutuhkan setidaknya 500.000 petani jika setiap petani mengelola 2 hektar lahan. Saat ini, jumlah petani di Indonesia terus menurun, dan regenerasi petani berjalan lambat.

Solusi untuk Menarik Minat Anak Muda

Pendidikan dan Pelatihan

Memberikan pelatihan teknis dan manajerial kepada generasi muda tentang pertanian modern.

Dukungan Finansial

Mempermudah akses modal bagi petani muda melalui pinjaman berbunga rendah atau bantuan modal usaha.

Insentif dan Perlindungan

Memberikan subsidi, asuransi pertanian, dan jaminan harga produk agar profesi ini lebih menarik.

Untuk mengatasi masalah minimnya minat anak muda menjadi petani, diperlukan pendekatan yang menyeluruh.

Proyek 1 juta hektar sawah di Kalimantan Tengah bisa menjadi langkah awal yang baik, tetapi keberhasilannya bergantung pada bagaimana kita menarik generasi muda ke sektor pertanian.

Tantangan ini memerlukan partisipasi dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Mari kita berdiskusi dan mencari solusi bersama untuk masa depan pertanian Indonesia yang lebih baik.

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua