Peretasan Pusat Data Nasional Sementara di Surabaya, Kronologi dan Dampaknya

Peretasan Pusat Data Nasional Sementara di Surabaya, Kronologi dan Dampaknya

Peretasan Pusat Data Nasional Sementara di Surabaya, Kronologi dan Dampaknya

PASUNDAN EKSPRES - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) baru-baru ini mengungkap detail tentang peretasan yang terjadi di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya. Insiden ini bermula dari upaya melumpuhkan antivirus Windows Defender, yang kemudian memicu kerentanan sistem tiga hari setelahnya, menyebabkan sejumlah layanan publik termasuk imigrasi menjadi lumpuh.

 

Awal Mula Peretasan

 

BACA JUGA: Jaksa Ungkap Dugaan Budi Arie Terima 50 Persen dari Praktik Mafia Akses Situs Judi Online, Jumlahnya Per Bulan Sampai Rp2 M

Menurut juru bicara BSSN, Ariandi Putra, analisis forensik sementara menunjukkan bahwa upaya menonaktifkan fitur keamanan Windows Defender terjadi pada 17 Juni 2024 pukul 23.15 WIB. Penonaktifan ini membuka celah bagi aktivitas berbahaya (malicious) untuk beroperasi di sistem tersebut.

 

"Pada 20 Juni 2024 pukul 00.54 WIB, terjadi aktivitas berbahaya yang meliputi instalasi file malicious, penghapusan filesystem penting, dan penonaktifan layanan yang sedang berjalan," ungkap Ariandi, dalam siaran pers dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada Selasa, 25 Juni 2024.

 

BACA JUGA: PLN Resmi Tawarkan Promo Tambah Daya Listrik Diskon 50% di Bulan Mei 2025, Ini Syarat dan Cara Dapatkannya

Pada pukul 00.55 WIB di tanggal yang sama, Windows Defender mengalami crash dan tidak bisa beroperasi lagi, menandakan awal dari serangan yang lebih serius.

 

Windows Defender dan Keamanan Sistem

 

Windows Defender adalah antivirus gratis dari Microsoft yang disertakan dalam paket lisensi Microsoft lainnya, seperti Microsoft 365. Versi berbayarnya dikenal sebagai Microsoft Defender for Business, yang menawarkan perlindungan lebih komprehensif untuk bisnis. Penonaktifan Windows Defender menjadi salah satu penyebab utama kebobolan sistem di PDNS 2.

 

Saat ini, tim BSSN terus melakukan investigasi menyeluruh setelah mengidentifikasi sumber serangan, yaitu Brain Cipher Ransomware, varian terbaru dari ransomware lockbit 3.0. Ariandi menjelaskan bahwa analisis lebih lanjut terhadap sampel ransomware akan melibatkan berbagai entitas keamanan siber lainnya.

 


Berita Terkini