News

Pemahaman Baru dalam Psikologi Pendidikan

Sumber: https://www.tagar.id/tag/psikologi

Penulis:

Yarits Hanifan Fakhruddin

S2 Pendidikan Matematika – Universitas Pendidikan Indonesia

Teori pembelajaran sosial Albert Bandura telah menjadi salah satu pilar dalam psikologi pendidikan dan psikologi perkembangan sejak diperkenalkan pada 1960-an. Dengan penekanan pada pengamatan, imitasi, dan modeling, teori ini mengungkapkan bagaimana individu belajar dari lingkungan sosial mereka. Adapun dalam beberapa dekade terakhir, kemajuan dalam neurosains telah memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang mekanisme biologis yang mendasari pembelajaran sosial. Pembahasan dalam artikel ini akan mengeksplorasi hubungan antara teori Bandura dan neurosains, serta implikasinya bagi pendidikan. 

Albert Bandura memperkenalkan teori pembelajaran sosial yang berfokus pada bagaimana individu belajar melalui observasi terhadap orang lain. Menurut Bandura, ada empat komponen utama dalam proses pembelajaran sosial yaitu

Atensi (Attention) adalah seseorang harus memperhatikan perilaku model untuk belajar.

Retensi (Retention) adalah informasi yang diperoleh harus disimpan dalam memori.

Reproduksi (Reproduction) adalah individu harus mampu mereproduksi perilaku yang telah dipelajari.

Motivasi (Motivation) adalah dorongan atau insentif untuk melakukan perilaku tersebut.

Bandura juga memperkenalkan konsep self-efficacy, yang merujuk pada keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk mencapai tujuan tertentu.

Kemajuan dalam neurosains telah memungkinkan para ilmuwan untuk memetakan aktivitas otak yang terkait dengan proses pembelajaran sosial. Salah satu penemuan paling signifikan dalam konteks ini adalah identifikasi neuron cermin (mirror neurons). Neuron cermin pertama kali ditemukan pada awal 1990-an oleh tim peneliti di Italia. Neuron ini aktif baik ketika seseorang melakukan suatu tindakan maupun ketika mereka mengamati orang lain melakukan tindakan yang sama. Neuron cermin memainkan peran penting dalam pemahaman tindakan, imitasi, dan empati.

Penemuan neuron cermin memberikan dasar neurobiologis bagi komponen observasi dan imitasi dalam teori Bandura. Ketika seseorang mengamati perilaku model, neuron cermin mereka aktif, memungkinkan mereka untuk memahami dan kemudian meniru perilaku tersebut. Hal ini mendukung komponen atensi dan reproduksi dalam pembelajaran sosial.

Bandura menekankan pentingnya self-efficacy dalam pembelajaran dan pencapaian. Neurosains menunjukkan bahwa self-efficacy terkait dengan aktivitas di area otak tertentu, seperti korteks prefrontal, yang berperan dalam pengambilan keputusan dan pengaturan diri. Penelitian menunjukkan bahwa keyakinan seseorang terhadap kemampuannya dapat mempengaruhi respons otak terhadap tantangan. Misalnya, individu dengan tingkat self-efficacy tinggi menunjukkan aktivasi yang lebih besar di area otak yang terkait dengan pengendalian diri dan penilaian positif, sementara mereka dengan self-efficacy rendah mungkin menunjukkan aktivitas yang lebih besar di area yang terkait dengan stres dan kecemasan.

Menggabungkan teori Bandura dengan temuan neurosains memiliki beberapa implikasi penting bagi pendidikan yaitu

Guru dapat menggunakan model pembelajaran yang melibatkan demonstrasi dan observasi. Misalnya, menunjukkan keterampilan atau konsep baru di depan kelas dapat membantu siswa memahami dan meniru perilaku tersebut.

Pendekatan yang mendukung peningkatan self-efficacy, seperti memberikan umpan balik positif dan membangun pengalaman sukses, dapat membantu siswa merasa lebih percaya diri dalam kemampuan mereka.

Memahami bagaimana otak bekerja dalam konteks pembelajaran sosial dapat membantu guru mengembangkan strategi yang lebih efektif. Misalnya, menciptakan lingkungan belajar yang meminimalkan stres dan memaksimalkan perhatian dapat meningkatkan pembelajaran.

Teori pembelajaran sosial Bandura dan neurosains memberikan pandangan yang komplementer tentang bagaimana individu belajar dari lingkungan sosial mereka. Penemuan neuron cermin dan pemahaman tentang self-efficacy dari perspektif neurosains mendukung konsep-konsep utama dalam teori Bandura. Integrasi kedua pendekatan ini menawarkan peluang baru untuk meningkatkan praktik pendidikan dan pengembangan personal. Dengan memahami hubungan antara mekanisme sosial dan biologis dalam pembelajaran, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih efektif dan mendukung bagi semua siswa. 

Sumber:

Bandura, A. (1986). Social Foundations of Thought and Action: A Social Cognitive Theory. 

Rizzolatti, G., & Sinigaglia, C. (2008). Mirrors in the Brain: How Our Minds Share Actions and Emotions. 

Schunk, D. H., & Pajares, F. (2005). Competence Perceptions and Academic Functioning. 

Tag :

Berita Terkait