SUBANG – Kasus keracunan jamur liar di Kabupaten Subang, Jawa Barat, kembali terjadi dan semakin meluas.
Setelah sebelumnya menimpa delapan warga Kampung Sukamulya Kec. Ciater, kini insiden serupa menimpa satu keluarga di Kampung Jamburea, Desa Cijengkol, Kecamatan Serangpanjang.
Peristiwa nahas ini terjadi pada Rabu (29/1/2025) sekitar pukul 15.00 WIB. Empat anggota keluarga tersebut mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi jamur liar yang mereka temukan di kebun.
Kapolres Subang, AKBP Ariek Indra Sentanu, melalui Kapolsek Sagalaherang, AKP Irfan Taufik Firmansyah, membenarkan kejadian tersebut.
Korban keracunan di Cijengkol adalah seorang ibu bernama Eni dan tiga anaknya. Menurut keterangan AKP Irfan, satu jam setelah mengonsumsi jamur, mereka mulai mengalami gejala seperti mual, pusing, mata rabun, keringat dingin, bahkan hampir kehilangan kesadaran.
“Mereka tiba-tiba mengalami gejala keracunan, mulai dari mual, pusing, hingga hampir tak sadarkan diri,” ungkap AKP Irfan pada Kamis (30/1/2025).
Mengetahui kondisi tersebut, warga sekitar segera bertindak cepat dengan membawa mereka ke klinik terdekat, dibantu oleh jajaran Kepolisian Polsek Sagalaherang.
Sayangnya, kondisi salah satu anak yang masih balita cukup serius hingga harus dirujuk ke RSUD Subang untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Sebelum insiden ini, delapan warga Kampung Sukamulya, Dusun Pangkalan, Desa Sanca, Kecamatan Ciater, juga mengalami keracunan akibat mengonsumsi jamur liar dan harus dilarikan ke RSUD Ciereng Subang.
Dua kejadian beruntun ini menimbulkan kekhawatiran di masyarakat mengenai bahaya jamur liar yang banyak ditemukan di sekitar lingkungan mereka.
Kapolsek Sagalaherang, AKP Irfan Taufik Firmansyah, mengimbau warga untuk lebih berhati-hati dalam mengonsumsi bahan makanan yang berasal dari alam, terutama jamur liar.
“Jamur memang bisa ditemukan di berbagai tempat, baik di hutan, kebun, maupun lingkungan sekitar rumah. Namun, tidak semua jamur aman dikonsumsi. Beberapa jenis bisa sangat beracun dan berbahaya bagi kesehatan,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya memastikan keamanan makanan sebelum dikonsumsi.
Jika memang harus mengonsumsi jamur liar, warga diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengolahnya dengan benar agar mengurangi risiko keracunan.
“Demi kesehatan, sebaiknya jangan sembarangan mengonsumsi makanan liar. Pastikan jenisnya aman dan olah dengan cara yang benar agar tidak berakibat fatal seperti yang dialami warga di Cijengkol,” tambahnya.
Kasus keracunan akibat jamur liar bukanlah hal baru. Banyak masyarakat yang tidak bisa membedakan antara jamur yang aman dan yang beracun.
Untuk menghindari kejadian serupa, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
Kenali Jenis Jamur – Jangan konsumsi jamur yang tidak dikenal atau yang tumbuh liar tanpa informasi jelas mengenai keamanannya.
Perhatikan Ciri-Ciri Berbahaya – Beberapa jamur beracun memiliki warna mencolok, bau menyengat, atau bentuk yang tidak lazim.
Masak dengan Benar – Memasak jamur dalam suhu tinggi bisa mengurangi risiko, tetapi tetap tidak menjamin bahwa racunnya hilang sepenuhnya.
Hindari Jamur yang Tumbuh di Tempat Kotor – Jamur yang tumbuh di tempat lembap dan kotor lebih berisiko mengandung zat berbahaya.
Segera Cari Pertolongan Jika Terjadi Gejala Keracunan – Jika setelah mengonsumsi jamur muncul gejala seperti mual, pusing, muntah, atau gangguan penglihatan, segera pergi ke fasilitas kesehatan terdekat.(hdi)