SUBANG – Warga Kampung Palabuan, Kelurahan Sukamelang, Kecamatan Subang, mengeluhkan kondisi aliran Sungai Sawah Baru yang kini terlihat kotor dan berwarna hitam pekat.
Kondisi ini telah berlangsung selama bertahun-tahun dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan warga.
Salah satu warga setempat, Dorit, mengungkapkan bahwa pencemaran sungai diduga berasal dari aktivitas di kawasan Perumahan Kopti.
Menurutnya, limbah rumah tangga, limbah industri rumahan seperti produksi tahu dan tempe, serta aktivitas tempat penjagalan hewan menjadi penyebab utama pencemaran.
“Itu penyebabnya dari kompleks perumahan. Ada pembuangan limbah rumah tangga, limbah industri kecil seperti tahu-tempe, bahkan WC yang langsung dibuang ke sungai,” ujarnya kepada Pasundan Ekspres, pada Kamis 20 Maret 2025.
Dorit menyebut, kondisi tersebut sudah berlangsung cukup lama. Bahkan, sejumlah warga pernah melakukan aksi protes kepada pihak perumahan, namun hingga kini belum ada tindakan nyata untuk mengatasi pencemaran.
“Sudah bertahun-tahun seperti ini. Warga pernah demo ke Perumahan Kopti, tapi tetap saja tidak ada perubahan sampai sekarang,” keluhnya.
Sungai yang dulunya dimanfaatkan warga untuk mandi, mencuci pakaian, dan keperluan sehari-hari lainnya, kini tidak bisa lagi digunakan karena bau menyengat dan airnya yang sangat kotor.
“Dulu orang sekampung mandi, cuci piring, dan mencuci pakaian di sungai ini. Sekarang jangankan untuk mandi, melihatnya saja sudah jijik dan bau,” tuturnya.
Tak hanya kehilangan akses terhadap air bersih, pencemaran sungai juga berdampak pada sektor pertanian dan perikanan warga.
Sampah plastik dan limbah lainnya menghambat pertumbuhan padi dan menyebabkan kematian ikan di kolam warga.
“Kalau sawah, plastik yang terbawa bisa menghambat pertumbuhan padi. Kalau empang telat nutup saluran air dari sungai, ikannya bisa mati semua. Saya sendiri sudah mengalaminya,” kata Dorit.
Selain itu, kondisi sungai yang semakin dangkal akibat penumpukan sampah membuat sanitasi di sekitar permukiman menjadi buruk.
“Bagi rumah-rumah yang dekat sungai, mungkin bisa terkena dampak langsung,” tambahnya.
Dorit berharap agar masyarakat, khususnya penghuni perumahan dan pelaku usaha di kawasan tersebut, lebih peduli terhadap lingkungan dan berhenti membuang limbah sembarangan ke aliran sungai.
“Tolong orang-orang kota sadar, jangan buang sampah ke sungai. Biar kami di sini bisa mandi lagi di sungai, dan sungainya tidak bau lagi,” pungkasnya. (fsh/idr)