Penampungan Limbah Jebol, Sawah dan Permukiman di Darangdan Tercemar Kotoran Sapi

Penampungan Limbah Jebol, Sawah dan Permukiman di Darangdan Tercemar Kotoran Sapi

Penampungan limbah kotoran sapi milik PT Lembu Jantan Perkasa di Desa Sirnamanah jebol dan mencemari sawah dan irigasi di sekitarnya. ADAM SUMARTO/PASUNDAN EKSPRES

PURWAKARTA-Pencemaran lingkungan terjadi di Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, pada Selasa (27/5) lalu.

Penampungan limbah kotoran sapi milik PT Lembu Jantan Perkasa di Desa Sirnamanah jebol dan mencemari lingkungan. Akibatnya, hektaran sawah warga rusak, air irigasi tercemar limbah, dan permukiman sekitar diserbu lalat.

Pantauan di lokasi pada Kamis (29/5) sore, bau menyengat masih tercium kuat di sekitar desa. 

Limbah kotoran sapi yang dikenal sebagai kohe atau kotoran hewan, mengalir deras bersama air hujan, meluber ke lahan pertanian warga dan sungai sekitar.

BACA JUGA: Working Class Festival 2025: Merayakan Solidaritas dan Perjuangan Menuju Dunia yang Lebih Adil

"Awalnya seperti mau hujan, lama-lama airnya besar banget. Kirain banjir biasa, ternyata limbah dari tanggul perusahaan sapi jebol. Sawah rusak semua, padahal baru tanam," kata Erna, salah satu warga terdampak kepada wartawan.

Tak hanya sawah, limbah yang meluber menyebabkan populasi lalat meningkat drastis di permukiman warga. Warga pun mengeluh soal kenyamanan dan kesehatan lingkungan mereka.

"Sekarang jadi bau dan banyak lalat. Pihak perusahaan memang sudah bertemu warga, tapi belum ada kejelasan," ujar Adin, warga terdampak lainnya.

Pihak perusahaan mengaku tanggul jebol akibat tingginya debit air hujan dan kerusakan shelter sementara akibat angin. Mereka menjanjikan perbaikan dan ganti rugi dalam waktu dekat.

BACA JUGA: Wujudkan Lingkungan Bersih dan Sehat Warga RK 05 Desa Munjul Gelar Kerja Bakti Jumat Bersih

"Lokasi limbah akan kami tutup tanah dan tanami kembali dengan rumput. Data warga terdampak sedang kami kumpulkan, dan kami minta waktu satu minggu untuk realisasi ganti rugi," ucap Manajer PT Lembu Jantan Perkasa Sukamto.

Akan tetapi, peristiwa ini bukan yang pertama kali terjadi. Menurut warga, ini adalah kejadian kedua dalam beberapa waktu terakhir, menimbulkan kekhawatiran akan kelalaian sistematis dari pihak peternakan.

Saat ini, pihak desa bersama perusahaan masih melakukan pendataan lahan yang terdampak dan jumlah warga yang mengalami kerugian. 

Warga berharap perusahaan bertanggung jawab dan pemerintah turun tangan untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali.(add)


Berita Terkini