Working Class Festival 2025: Merayakan Solidaritas dan Perjuangan Menuju Dunia yang Lebih Adil

Working Class Festival 2025: Merayakan Solidaritas dan Perjuangan Menuju Dunia yang Lebih Adil

Working Class Festival 2025

Bekasi  Working Class Festival 2025 resmi digelar pada Sabtu, 31 Mei 2025, di Gedung Juang 45, Bekasi.

Festival tahunan yang telah memasuki tahun ketiganya ini bukan sekadar ajang seremonial, melainkan ruang kolektif yang menjadi wadah pertemuan dan perjuangan kelas antara pekerja, petani, nelayan, seniman, aktivis, serta masyarakat sipil lainnya.

Festival ini lahir dari semangat solidaritas lintas sektor dan generasi, didorong oleh urgensi membangun kesadaran kelas yang menyatukan kelompok-kelompok yang selama ini terpinggirkan: buruh, petani, masyarakat miskin kota dan desa, penyandang disabilitas, perempuan pekerja, serta generasi muda.

“Keadilan tidak akan terwujud tanpa keterlibatan aktif seluruh elemen rakyat,” ujar Ketua Panitia Working Class Festival 2025, Aldi.

BACA JUGA: Wujudkan Lingkungan Bersih dan Sehat Warga RK 05 Desa Munjul Gelar Kerja Bakti Jumat Bersih

Soroti Ketimpangan Sistemik

Aldi menjelaskan bahwa Working Class Festival diselenggarakan sebagai wadah berekspresi dan menyuarakan kepedulian terhadap situasi nyata yang dihadapi kelas pekerja saat ini.

“Festival ini kami selenggarakan karena sistem yang ada hari ini dibangun bukan untuk rakyat banyak, melainkan demi akumulasi kekayaan segelintir elite. Pekerja muda kehilangan harapan akan pekerjaan layak. Upah minimum tak mencukupi untuk hidup bermartabat. Kontrak kerja jangka pendek dan outsourcing menjadi norma, sementara harga kebutuhan pokok, pendidikan, kesehatan, dan perumahan terus melambung," terang Aldi.

Melalui beragam rangkaian acara seperti WorkerTalks, pertunjukan musik kelas pekerja, teater, live painting, pemutaran film, serta berbagai aksi budaya lainnya, festival ini menjadi panggung bagi suara-suara yang selama ini kerap dibungkam.

BACA JUGA: Penampungan Limbah Jebol, Sawah dan Permukiman di Darangdan Tercemar Kotoran Sapi

Ia menghadirkan narasi-narasi alternatif yang berpijak pada pengalaman hidup rakyat kecil dan menjadi wujud nyata dari demokrasi rakyat.

Tuntutan Rakyat: Dari Pekerjaan Layak hingga Demokrasi Ekonomi

Working Class Festival 2025 juga menjadi momentum untuk menyuarakan tuntutan-tuntutan rakyat yang selama ini kurang mendapat perhatian, antara lain:

  • Jaminan pekerjaan layak dan penghapusan sistem outsourcing

  • Revisi UU Pemilu, termasuk penghapusan ambang batas parlemen dan presidential threshold untuk memperluas partisipasi politik rakyat

  • Pengesahan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga

  • Pengesahan RUU Perampasan Aset

  • Percepatan implementasi Perpres Reforma Agraria Perkotaan

  • Pembangunan demokrasi ekonomi yang menempatkan kendali produksi di tangan rakyat, bukan elite

Aldi menegaskan bahwa perubahan sistemik hanya dapat dicapai melalui perjuangan kolektif dan kesadaran bersama.

“Festival ini bukan milik satu organisasi. Ini adalah hasil kerja kolektif dari pekerja, petani, nelayan, perempuan, difabel, seniman, aktivis, dan semua yang percaya bahwa dunia yang adil bukanlah utopia, tetapi tugas sejarah," kata Aldi.

“Mari kita rayakan hari ini dengan penuh kesadaran: menyanyikan lagu-lagu perlawanan, membacakan puisi tentang luka dan harapan, berdiskusi strategi, memperkuat jaringan, dan merawat solidaritas.”

Aldi mengajak seluruh elemen masyarakat—baik organisasi rakyat, serikat pekerja, akademisi, jurnalis independen, maupun individu peduli lainnya—untuk hadir dan terlibat aktif dalam membangun kekuatan rakyat. (rls)


Berita Terkini

Kang Marbawi.

Pojokan 254: 1 Juni 2025

12 jam yang lalu