News

BPBD Kabupaten Subang Cari Solusi Terbaik Atasi Kekeringan, Khususnya di Daerah Pantura

Kekeringan di Subang

SUBANG-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Subang terus berupaya mengatasi masalah kekeringan yang melanda sejumlah wilayah di Subang, terutama di daerah Pantura. 

Kepala Pelaksana BPBD Subang, Udin Jazudin mengungkapkan, kekeringan yang terjadi telah berdampak serius, terutama bagi para petani yang mengalami gagal tanam dan gagal panen.

Menurut Udin Jazudin, ada dua jenis dampak kekeringan yang dirasakan oleh petani. “Yang pertama adalah gagal tanam, di mana petani belum terlalu dirugikan karena modal belum dikeluarkan. Namun, dampak terberat adalah gagal panen, di mana petani sudah menanam dan memberikan pupuk, tetapi tanaman mati sebelum masa panen,” jelasnya.

Untuk mengatasi masalah tersebut, BPBD Subang bekerjasama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Perusahaan Jasa Tirta (PJT) dalam upaya penanganan kekeringan. 

Tindakan ini juga dilakukan sesuai dengan instruksi Penjabat (Pj) Bupati Subang agar penanganan kekeringan dilakukan secara cepat dan tepat.

Salah satu langkah konkret yang telah dilakukan adalah dengan meminjam alat pompa air dari BBWS. Alat ini digunakan untuk mengalirkan air ke sawah-sawah yang kekeringan, terutama di Desa Mundusari, Kecamatan Pusakanagara. 
“Pompa air sudah dipasang di lokasi, walaupun ada kendala di bahan bakar, yang membutuhkan sekitar 100 liter BBM non-subsidi per hari,” terangnya.

Selain itu, BPBD juga menerima permintaan dari masyarakat terkait kebutuhan air bersih. “Kami sudah menyiapkan mobil tangki air untuk segera dikirim ke daerah-daerah yang membutuhkan. Saat ini, Kecamatan Legonkulon, Pabuaran, dan Blanakan sudah menerima bantuan air bersih dari kami," ungkapnya.

Udin mengatakan, langkah-langkah tanggap darurat ini diharapkan mampu meminimalkan dampak kekeringan di Subang, khususnya di wilayah Pantura, baik untuk keperluan pertanian maupun kebutuhan air bersih masyarakat.“BPBD terus memantau situasi dan siap memberikan bantuan lebih lanjut untuk masyarakat yang terdampak kekeringan di Kabupaten Subang,” tutupnya.

Sebelumnya, Pj Bupati Subang Dr Imran menyampaikan, dalam mengantisipasi dampak dari musim kemarau saat ini, khususnya dalam bidang pertanian adalah bagaimana menyalurkan air untuk dapat mengairi areal sawah yang telah ditanam. Tarum Timur menjadi salah satu solusi untuk menyelamatkan areal pesawahan yang telah ditanam.

"Yang kita butuhkan sekarang ini adalah bagaimana saluran air yang mengairi persawahan itu bisa lancar, kemudian debit air yang berasal dari Tarum Timur bisa sampai ke lokasi-lokasi pesawahan masyarakat," ungkapnya, beberapa waktu lalu saat meninjau lokasi kekeringan di Pantura.

Dia mengharapkan pihak terkait mampu untuk melaksanakan normalisasi sungai, sehingga air yang turun menuju ke utara dapat mengalir dengan lancar. Karena menurutnya, salah satu kendala yang menjadi penyebab tersendatnya aliran air adalah endapan lumpur dan juga sampah yang mengendap di aliran sungai, sehingga normalisasi sungai menjadi langkah utama yang harus dilakukan.

"Saya minta saluran air yang menuju ke seluruh wilayah yang ada di Pantura itu dibersihkan. Hari ini kita bisa lihat sudah mulai dibersihkan. Saya harap saluran air, irigasi irigasi lainnya yang menghubungkan antara sumber air dengan persawahan masyarakat itu bisa segera kita normalisasikan, kita bisa bersihkan, dan pembagian air kepada seluruh petani bisa dilakukan dengan proporsional, dengan adil," ujarnya.

Pj. Bupati juga menjelaskan, dibukanya sodetan air tersebut adalah untuk menyelamatkan areal sawah yang telah ditanami sehingga tidak gagal panen, namun bukan berarti masyarakat dapat menanam sawah baru, karena dirinya khawatir, hal tersebut akan menjadi masalah baru di kemudian hari.

"Saya berharap pada seluruh elemen pemerintahan dan masyarakat itu harus membahu tidak menonjolkan egonya masing-masing," bebernya.(cdp/ysp)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua