News

Viral Video Jemaah Haji Meninggal Terlantar di Jalanan Makkah, Kemenag Pastikan Bukan Jemaah Indonesia

Viral Video Jemaah Haji Meninggal Terlantar di Jalanan Makkah, Kemenag Pastikan Bukan Jemaah Indonesia

PASUNDAN EKSPRES - Kemenag memastikan viralnya video yang memperlihatkan jemaah haji meninggal terlantar di jalanan Makkah bukanlah jemaah asal Indonesia.

Beberapa waktu lalu, beredar video yang memperlihatkan sejumlah jemaah haji meninggal dunia dan terlantar di jalanan Makkah menjadi viral di media sosial.

Diduga, jemaah tersebut meninggal dunia karena heat stroke akibat cuaca panas ekstrem yang mencapai 50 derajat Celcius di Arab Saudi pada musim haji tahun ini.

Merespons kejadian ini, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief menjelaskan bahwa orang wafat dalam video tersebut bukan jemaah haji Indonesia. 

"Gambar itu yang beredar tidak mencerminkan yang terjadi pada jemaah kita," ucap Hilman di Makkah, dilansir dari laman resmi Kementerian Agama, Senin (24/6).

"Video yang tersebar itu bukan terkait dengan jemaah kita. Ada dugaan jemaah dibiarkan. Yang ada petugas haji kita full team. Ada beberapa spot di sana dan langsung ditangani," lanjutnya.

Hal senada juga disampaikan Kabid Kesehatan pada Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dr. Indro Murwoko. 

Menurutnya, jemaah haji Indonesia yang sakit atau meninggal di Tanah Suci sudah mendapat penanganan sesuai prosedur.

"Laporan tenaga kesehatan di lapangan, jemaah yang sakit atau pingsan, selalu dilakukan treatment, dilakukan tindakan, kemudian dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan terdekat. Sejauh ini kita tidak mendapat laporan yang kemudian tidak ditangani. Kalau di berita kan hanya ditutupi kain ihram. Itu kita tidak mendapat laporan itu," tuturnya.

"Semua yang ditemui tenaga kesehatan, insya Allah dilakukan tindakan medis. Kalau dibutuhkan tindakan yang lebih lagi, maka dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat baik ke poskes di Mina maupun RS Arab Saudi yang ada di sekitar situ," tambahnya.

Dalam menangani kasus jemaah yang meninggal di Tanah Suci, dr. Indro menjelaskan bahwa tenaga kesehatan akan membuat Certivicate of Death (COD). 

Setelah itu, petugas akan berkoordinasi dengan kantor maktab atau kantor sektor atau kantor daker untuk melengkapi persyaratan administrasi lainnya, misalnya: surat kesediaan dimakamkan, dan yang lain.

"Setelah administrasi disiapkan, biasanya diserahkan ke Masyariq atau Maktab untuk proses pemulasaraan," imbuhnya.

Sementara itu, sebanyak 40 jemaah wafat pada fase puncak haji, Arafah-Muzdalifah-Mina (Armuzna) berdasarkan data per 20 Juni 2024.

Data itu terdiri dari 11 jemaah wafat di Arafah dan 29 jemaah wafat di Mina.

"Jemaah wafat itu, secara keseluruhan ada 40. Dari data itu, terbagi wafat di tenda, pos kesehatan, dan rumah sakit Arab Saudi, baik di Arafah maupun Mina," pungkasnya. (inm)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua