News

Sikapi Hengkangnya Niko Rinaldo, Kader PDIP Subang Bersuara: Solid!

PDIP Subang

SUBANG-Hengkangnya Niko Rinaldo dari PDIP Subang pada Jumat lalu mendapat reaksi dari sejumlah kader. Mereka menegaskan, PDIP Subang tetap solid. Tidak goyah meskipun ditinggalkan Niko.

Ketua Fraksi PDIP Kabupaten Subang, H Kosim menyampaikan, bahwa informasi di lapangan menunjukkan empat orang, termasuk pengurus PAC dan beberapa pengurus ranting, menyerahkan KTA mereka. 

"Yang menyerahkan KTA itu ada empat orang di antaranya pengurus PAC, yaitu Ketua PAC Legonkulon, Ketua PAC Cibogo, Sekretaris PAC Pagaden Barat, dan Sekretaris PAC Cikaum," ujarnya.

Menurut H. Kosim, dari 95 KTA yang dikembalikan, hanya empat yang berasal dari pengurus PAC, sedangkan sisanya merupakan anggota biasa. 

Ia menegaskan, laporan tentang seribu anggota yang mengembalikan KTA adalah tidak benar. 

"Itu yang dianggap seribu tidak benar, jadi yang menyerahkan KTA itu empat pengurus dan 91 adalah anggota yang lainnya tidak berKTA," jelasnya saat diwawancara awak media di kantor DPC PDIP Subang, Sabtu (3/8/24).

Dia mengatakan, Niko Rinaldo sendiri sebelumnya sudah dibebastugaskan oleh DPP PDIP sejak 5 Juli 2024 dan pengembalian KTA terjadi setelah masa jabatannya sebagai Sekretaris DPC PDIP Perjuangan berakhir. 

Meskipun demikian, lanjut Kosim, hal ini tidak mengganggu keutuhan dan pergerakan partai di Subang. 

"PDI Perjuangan Kabupaten Subang solid bergerak dan tidak terpengaruh dengan hal itu. Masih tetap PDI Perjuangan itu partai di Kabupaten Subang yang masih tetap bergerak membesarkan PDI Perjuangan Kabupaten Subang," terangnya.

Dengan demikian, meskipun terjadi pengembalian KTA oleh beberapa anggota dan mantan pengurus, PDIP Kabupaten Subang tetap optimis dan berkomitmen untuk terus memperkuat partai serta melayani masyarakat.

"Kami menjamin bahwa PDI Perjuangan masih eksis, tidak ada perubahan, dan dengan hilangnya satu anggota, partai akan tumbuh seribu di Kabupaten Subang," jelasnya.

 

Tetap Solid dan Siap Hadapi Pilkada

Ketua PAC Kecamatan Cipunagara, Dang Agung menegaskan, bahwa DPC PDIP Subang tetap solid dan siap menghadapi Pilkada mendatang.

“Peristiwa kemarin, di mana ada rekan kita yang dulunya menjabat sebagai sekretaris partai menyerahkan KTA, menurut saya adalah hal yang wajar dan biasa terjadi dalam dinamika politik. Itu adalah hak beliau,” ungkapnya.

Dang Agung memastikan, kejadian pada 2 Agustus 2024 tidak mempengaruhi soliditas PAC PDIP di Subang. 

Menurutnya, dari ribuan anggota yang disebut-sebut menyerahkan KTA, hanya empat PAC, ranting, dan anak ranting yang terlibat. 

"Saya menegaskan, dengan kejadian kemarin, PAC PDIP Subang masih solid semuanya,” tegas pria yang juga menjabat anggota DPRD Subang.

Dari sekian banyak yang menyerahkan KTA, lanjut Dang Agung, hingga saat ini PDIP Subang masih solid dan siap memenangkan Pilkada.

“Meskipun ada anggota yang keluar, PAC PDIP Subang tetap berkomitmen untuk menjaga kekompakan dan soliditas demi memenangkan Pilkada” terangnya.

Dang Agung berharap, kader PDIP di Subang tetap termotivasi dan bersatu untuk mencapai tujuan bersama dalam menghadapi tantangan politik di masa mendatang. 

Politisi senior PDIP Subang, Juenah juga menanggapi keputusan hengkangnya Niko Rinaldo dari PDIP dengan tenang dan optimis. Juenah mengatakan, bahwa keputusan tersebut tidak akan mempengaruhi kesolidan partai PDIP di Subang.

"Ini hanya riak-riak kecil saja yang tidak berpengaruh pada kesolidan PDIP. Artinya, tidak ada pengaruh sedikitpun," kata Juenah.

Menurut Juenah, pengembalian Kartu Tanda Anggota (KTA) oleh Niko adalah hak pribadi yang sepenuhnya menjadi keputusan masing-masing individu. 

Ia juga menyebut, terlepas dari apakah Niko membawa teman-teman atau rekan-rekannya, setiap orang memiliki kepentingan masing-masing.

"Yang digembor-gemborkan seribu KTA itu tidak benar. Kemarin saja hanya kurang lebih 150 mungkin. Itu bukan petugas partai kita, kalau petugas partai mungkin hanya beberapa orang," terangnya.

Juenah juga meyakinkan bahwa di Kabupaten Subang tidak ada perubahan yang signifikan dan tidak ada riak yang berbahaya. Ia percaya bahwa kesolidan PDIP di Subang akan tetap kuat.

"Insha Allah, saya yakinkan di Kabupaten Subang tidak ada perubahan dan tidak ada riak yang berbahaya. Kami yakin kesolidan kami masih tetap akan kuat. Saya yakin dan percaya teman-teman di lapangan tidak akan terpengaruh sedikit pun," tutup Juenah. 

 

Tidak Masalah Bagi PDIP

Kader PDIP, Lia Sari menyatakan, pengunduran diri tersebut adalah hal yang biasa dan tidak menimbulkan masalah berarti bagi partai.

"Pengunduran diri Niko Rinaldo tidak menjadi masalah, itu hal yang biasa," ujarnya.

Lia mengungkapkan bahwa penunjukan Niko sebagai Sekretaris DPC PDIP Subang sempat mengejutkan banyak pihak. 

"Kalau dilihat dari historisnya, kami juga tiba-tiba kaget karena dia datang sebagai sekretaris titipan dari Bang Ara Sirait, bukan hasil pemilihan,” terangnya.

Lia menambahkan bahwa kehadiran Niko sebagai sekretaris tidak memberikan dampak positif bagi perolehan kursi PDIP di Kabupaten Subang. 

"Dengan adanya Niko, bukannya menambah kursi, kita malah berkurang. Dari yang tadinya 10 kursi menjadi 9 kursi," jelasnya.

Menurut Lia, pengunduran diri Niko Rinaldo justru dianggap sebagai hal yang positif bagi partai. 

"Saya anggap itu gagal total. Maka dari itu, keluarnya Niko dari partai its oke karena kita masih solid dan bersatu. Tanpa adanya Niko, kita masih bisa berjalan. Insya Allah, kita akan memenangkan Pilkada 2024," tegasnya.

Guru Kader PDIP Subang, Ujang Yusuf Zafet menyatakan, bahwa pengunduran diri Niko adalah bagian dari dinamika organisasi yang wajar terjadi. 

"Saya memandang ini sebagai bagian dari konsolidasi organisasi, sebuah dinamika yang biasa terjadi dalam sebuah organisasi," ujarnya.

Selain itu, ia juga mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan perjuangan Niko selama menjadi bagian dari PDIP. 

"Kami mengucapkan terima kasih kepada Bung Niko yang selama karir dan kiprahnya di PDI Perjuangan telah berjuang bersama kami untuk membesarkan partai ini di Subang," ungkapnya.

Mengenai keputusan Niko untuk mengundurkan diri, ia menegaskan bahwa hal tersebut merupakan hak pribadi yang harus dihormati. 

"Hari ini ketika Niko memilih untuk mengundurkan diri dari PDI Perjuangan, itu adalah hak dia secara pribadi sebagai warga negara untuk bisa bebas menentukan arah politik ke depan seperti apa,” tutur leia yang biasa disapa Kang Zafet.

Ia menekankan bahwa kebebasan berpolitik adalah hak setiap individu. "Bebas-bebas saja Niko mau di PDI Perjuangan, selama Niko menjabat sebagai sekretaris partai dia telah memberikan kontribusi besar. Sekarang Niko lebih memilih mengundurkan diri dari PDI Perjuangan, itu haknya Niko sebagai individu,” terangnya.

Ia juga menegaskan kembali bahwa ini adalah bagian dari proses konsolidasi organisasi yang sering kali terjadi.  "Kita tegaskan, ini adalah konsolidasi organisasi yang sering kali terjadi,” katanya.

 

Niko Dukung Ruhimat

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan yang disampaikan kepada publik, Niko mengucapkan terima kasih kepada PDIP  dan para tokoh serta senior partai yang telah membimbingnya selama ini.

"Saya berterima kasih banyak kepada PDI Perjuangan yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk berkiprah di partai ini. Terima kasih kepada Mas Ono Surono, Kang Maman Yudia, Kang Beni Rudiono, Kang H. Kosim, Kang Oing Abdurohim, dan Ibu Hj. Eni Garyani, serta sahabat-sahabat seperjuangan pengurus DPC, PAC, Ranting, dan Anak Ranting yang telah sama-sama berjuang dalam suka maupun duka," ujarnya.

Niko juga meminta maaf atas kekhilafan dan keterbatasannya selama berpolitik. Ia menyadari bahwa perjalanan politiknya, terutama terkait raihan hasil Pileg 2024, telah menjadi perhatian banyak orang. 

Meskipun ia ikhlas menerima hasil tersebut, Niko menyebut bahwa banyak orang, termasuk keluarganya, yang telah berjuang dan menuntut keadilan.

"Jika keadilan tidak bisa ditemukan di partai ini, saya harus berjuang di tempat di mana keadilan itu ada dan memberikan kesempatan yang sama bagi saya," tegasnya.

Niko juga menegaskan dukungannya terhadap H. Ruhimat untuk kembali menjadi Bupati Kabupaten Subang pada Pilkada 2024. 

Ia yakin bahwa dukungan ini sejalan dengan semangat Maruarar Sirait (Bang Ara), Jokowi dan Prabowo-Gibran dalam mewujudkan pembangunan Indonesia yang berkelanjutan, efektif, dan bermanfaat untuk rakyat menyongsong Indonesia Emas 2045.(cdp/ysp)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua