News

Harga Beras Melambung Naik dan Langka di Pasaran, Aprindo Ungkap Penyebabnya

Harga Beras Melambung Naik dan Langka di Pasaran, Aprindo Ungkap Penyebabnya
Aprindo mengungkap penyebab harga beras melambung naik dan langka di pasaran. (Pixabay allybally4b)

PASUNDAN EKSPRES - Aprindo mengungkap penyebab harga beras melambung naik dan langka di pasaran.

Baru-baru ini, masyarakat tengah kesulitan mencari beras di sejumlah pasar maupun retail modern akibat harga beras yang tiba-tiba naik dan langka.

Masyarakat pun banyak mengeluhkan kelangkaan beras di sejumlah pasar dan retail modern menjelang Pemilu 2024 dan bulan Ramadhan mendatang.

Menurut Aprindo (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia), mereka mengklaim tengah mengalami kesulitan untuk mendapat supply beras yang disebabkan ketidakseimbangan antara supply (penawaran) dan demand (permintaan).

"Situasi dan kondisi yang tidak seimbang antara supply dan demand inilah yang mengakibatkan kenaikan HET beras pada pasar retail modern dan pasar rakyat (pasar tradisional)," ungkap Roy N Mandey selaku Ketua Umum Aprindo yang dikutip pada Selasa, 13 Februari 2024.

Oleh karena itu, para peritel terpaksa menjual komoditas bahan pokok seperti beras, gula, dan minyak goreng di atas harga eceran tertinggi (HET) lantaran mendapat harga yang tinggi dari produsen.

Diketahui, beras premium yang mengalami kelangkaan di pasar dan retail modern merupakan beras premium 5 kg.

Ketua Umum Aprindo itu mengatakan para produsen telah menaikkan harga beli sebesar 20-35 persen di atas HET sejak seminggu terakhir, sehingga peritel juga harus menaikkan harga jual.

Peritel juga mengaku sulit untuk menjual beras premium dengan harga murah, jika dari produsen harga beras sudah tinggi sehingga mereka menahan diri untuk menyetok beras premium.

"Sebagian besar peritel itu tidak mau membeli beras sekarang, karena harga mahal (dari produsen)," katanya.

Adanya kenaikan harga sejumlah bahan pokok dari produsen ini mengakibatkan terjadinya kekosongan atau kelangkaan di sejumlah pasar dan ritel modern di Indonesia.

Jika masih terjadi kelangkaan di kemudian hari, dikhawatirkan terjadi panic buying atau pembelian secara berlebihan di masyarakat.

Aprindo pun meminta pemerintah untuk merelaksasi HET dan harga acuan lainnya agar peritel dapat membeli bahan pokok dari produsen. (inm)

Berita Terkait