SUBANG-Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Subang, Reynaldi-Agus Masykur, memprioritaskan sektor pertanian dan kesejahteraan buruh tani dalam program kerja mereka jika terpilih pada Pilkada 2024.
Menurut mereka dalam Debat Publik Pertama di Bale Dahana Subang, sektor pertanian merupakan tulang punggung Kabupaten Subang dan memegang peran strategis bagi perekonomian daerah. Namun, buruh tani masih menghadapi banyak tantangan seperti keterbatasan akses kesehatan, pendidikan untuk anak, dan fasilitas tempat tinggal yang layak.
Oleh karena itu, Reynaldi dan Agus menyatakan komitmen untuk meluncurkan program-program khusus yang fokus pada peningkatan kesejahteraan buruh tani di Subang.
Salah satu program utama mereka adalah jaminan kesehatan terpadu untuk buruh tani mulai tahun 2025. “Kesehatan buruh tani sangat penting, dan kami berkomitmen untuk menyediakan akses jaminan kesehatan terpadu bagi mereka,” ujar Reynaldi.
Program ini bertujuan agar buruh tani di Subang dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan terjamin, mengingat peran mereka yang besar dalam menjamin ketahanan pangan Subang.
Tidak hanya di bidang kesehatan, Reynaldi dan Agus juga menekankan pentingnya akses pendidikan bagi anak-anak buruh tani. Pasangan ini merencanakan berbagai inisiatif yang memungkinkan anak-anak buruh tani memperoleh pendidikan yang layak agar dapat berkembang secara maksimal dan memiliki peluang yang lebih baik di masa depan.
Program pembangunan rumah layak huni (Rutilahu) bagi buruh tani juga menjadi sorotan dalam rencana kerja mereka. Reynaldi dan Agus berkomitmen untuk membangun 150 rumah layak huni setiap tahun bagi buruh tani yang tidak memiliki tempat tinggal yang memadai.
“Kami ingin memastikan setiap buruh tani memiliki perumahan yang layak, tidak lagi tinggal di rumah bilik yang rentan,” tambahnya.
Selain kesejahteraan buruh tani, pasangan nomor urut dua ini juga memiliki rencana komprehensif untuk mempertahankan Subang sebagai salah satu lumbung padi nasional. Salah satu tantangan besar adalah lahan pertanian yang berkurang akibat alih fungsi lahan menjadi kawasan industri.
Untuk mengatasi hal ini, mereka berencana membuka lahan pertanian baru di wilayah yang kurang produktif, sehingga petani masih bisa menanam padi dan Subang tetap berkontribusi sebagai lumbung padi.
“Dimana nanti kita akan membuka lahan pertanian baru di tempat-tempat kurang produktif agar para petani beras bisa menanam berasnya di tempat yang baru sehingga kabupaten Subang tetap menjadi penyumbang Lumbung Padi Nasional Ketiga terbesar,” pungkasnya.
Dalam mengatasi kekeringan yang sering melanda lahan di wilayah Pantura, pasangan ini juga mengajukan solusi konkret dengan memaksimalkan penggunaan sodetan Sungai Cipunagara agar udara dapat dialirkan ke kawasan pertanian yang membutuhkan.
Selain itu, mereka mengusulkan kebijakan periodeisasi tanam agar para petani di wilayah yang sama menanam secara serentak, sehingga tidak terjadi konflik penggunaan air antara lahan yang masih membutuhkan lahan yang sudah memasuki masa panen.
“kami akan menekankan dan menegaskan tentang yang namanya periodesisasi menanam pertanian, dimana semua petani harus menanam pertanian itu di waktu yang bersama-sama sehingga tidak ada lagi petani yang di satu daerah Sudah panen dan petani yang di ujung masih kekeringan karena airnya terhambat oleh petani yang sudah panen,” tegasnya.
Melalui kebijakan yang fokus pada buruh tani dan peningkatan sektor pertanian, pasangan ini berharap dapat memberikan perubahan positif bagi masyarakat Kabupaten Subang.
“Insya Allah, kami akan bekerja keras mewujudkan pertanian Subang yang lebih maju dan sejahtera untuk lima tahun ke depan,” pungkas Reynaldi.(hdi/ysp)