Penderita TBC di Subang Tembus 6.500 Per Tahun

UPAYA: Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr. Maxi saat menyampaikan penanggulangan Tuberkolosis.CINDY DESITA PUTRI/PASUNDAN EKSPRES
SUBANG-Upaya penanggulangan tuberkulosis (TB) di Kabupaten Subang terus digalakkan oleh pemerintah daerah dan Kementerian Kesehatan.
Berdasarkan paparan Menteri Kesehatan diperkirakan terdapat sekitar 297 penderita TB per 100.000 penduduk di Indonesia. Dengan populasi Kabupaten Subang yang mencapai 1,6 juta jiwa, estimasi jumlah penderita TB di daerah ini sekitar 6.500 orang per tahun.
Hingga bulan Mei 2024, tercatat sekitar 2.500 kasus TB telah ditemukan di Subang. Kepala Dinas Kesehatan Subang, dr. Maxi optimis bisa menemukan hingga 6.000 kasus pada akhir tahun ini, mengingat dalam lima bulan pertama saja sudah ditemukan 2.500 penderita TB.
"Setiap penderita TB bisa menularkan penyakit ini kepada 10-15 orang lainnya. Jika ada satu penderita di kantor atau rumah, sangat potensial menularkan kepada orang-orang terdekatnya," terangnya.
BACA JUGA: 2 Pria Peras Supir Truk Demi Miras Diamankan Polisi di Subang
Menurutnya, penyakit ini menular melalui udara, sehingga siapa saja yang menghirup udara yang sama berisiko tertular.
Dia menyebut, data nasional menunjukkan bahwa setiap satu jam, 95 orang meninggal karena TB di Indonesia, dengan angka kematian mencapai puluhan ribu per tahun.
Untuk mengurangi penularan, penting bagi masyarakat memahami etika batuk yang benar, seperti menutup mulut saat batuk dan tidak meludah sembarangan. Selain itu, penggunaan masker juga dianjurkan untuk mencegah penularan melalui udara.
"Langkah terpenting adalah menemukan sebanyak mungkin tersangka penderita TB untuk segera diobati. Dengan terapi yang tepat, kita dapat mengurangi jumlah penderita TB secara signifikan," kata Maxi.
BACA JUGA: Ular Sanca Sepanjang 3 Meter Menutup Saluran Air Warga di Dangdeur, Damkar Gercep Evakuasi
Maxi menjelaskan, ciri-ciri penderita TB pada orang dewasa antara lain batuk yang berlangsung lebih dari dua minggu, penurunan nafsu makan, berkeringat di malam hari, demam yang tidak sembuh-sembuh, serta penurunan berat badan. Pada anak-anak, gejala umumnya adalah berat badan yang sulit naik meskipun sudah mendapat asupan makanan bergizi.
“Upaya penanggulangan TB ini membutuhkan kerjasama semua pihak, termasuk kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dengan langkah-langkah preventif dan penanganan yang tepat, diharapkan angka penderita TB di Kabupaten Subang dan seluruh Indonesia dapat menurun secara signifikan.
Sementara itu, Pj. Bupati Subang Dr Imran dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi menyampaikan, pertemuan rutin yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri ini diikuti secara virtual oleh semua daerah di Indonesia.
“Tujuannya adalah untuk memantau, mempelajari perkembangan, dan mengendalikan tingkat inflasi di berbagai wilayah di Indonesia melalui berbagai langkah,” terangnya.
Terkait rakor penanggulangan Tuberkulosis (TBC), Kemenko PMK menyampaikan bahwa Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang menjadi penyebab kematian terbesar kedua di dunia setelah Covid-19, dengan 1,6 juta orang meninggal akibat TBC di tahun 2022. Indonesia saat ini menjadi negara dengan beban kasus TBC terbesar kedua di dunia setelah India dengan estimasi 1.060.000 kasus (Global TB Report, WHO, 2023).
Dia menyebut, untuk Indonesia, penderita TBC terbanyak berada di Jawa Barat dengan penderita didominasi oleh usia produktif (15-54 tahun) dengan jumlah kematian mencapai 134.000 per tahun.
Imran berharap kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Subang agar melaksanakan penanggulangan TBC dengan konvergensi semua intervensi dan melibatkan semua OPD dan stakeholder relevan.