Daya Tarik Montessori – Metode Pembelajaran Anak PAUD

Daya Tarik Montessori – Metode Pembelajaran Anak PAUD

Contoh Kegiatan yang Menerapkan Metode Montessori

1) Anak diberikan kesempatan oleh guru untuk beraktivitas sesuai yang diinginkan. Anak bisa mengambil bahan dan alat belajar (apparatus) manapun yang diinginkan. Ketika anak mengambil apparatus, anak harus mengikuti siklus kerja metode Montessori. Anak mengambil alas kerja dan menyiapkan alas kerja (untuk apparatus yang memerlukan alas kerja). Selanjutnya anak mengambil apparatus yang ingin digunakan sesuai dengan cara menggunakannya. Untuk anak yang baru masuk sekolah, guru mempresentasikan atau memperkenalkan terlebih dahulu alat yang digunakan dan cara menggunakan apparatus yang benar. Setelah anak selesai menggunakan apparatus, anak harus meletakkan kembali pada tempat semula. Jika ada anak yang tidak mau meletakkan kembali, maka guru mengingatkan anak agar merapikan apparatus yang telah digunakan. Hal ini tentunya menjadikan anak mandiri dan bertanggungjawab, sehingga sesuai dengan prinsip Montessori yaitu memberikan anak kebebasan yang bertanggungjawab, dalam arti anak harus tetap bertanggungjawab meskipun diberikan kebebasan. 

2) Ketika anak melakukan aktivitas, tidak ada pengelompokkan kelas berdasarkan usia. Anak melakukan aktivitas bersama dalam satu ruang kelas dengan lima area, sehingga anak berinteraksi tidak hanya teman sebaya. Tentunya hal tersebut akan menjadikan anak berinteraksi dengan teman sebaya, teman yang lebih kecil atau yang lebih besar usianya. Interaksi dengan teman yang berbeda usia akan memberikan anak pengalaman yang lebih banyak, memungkinkan anak memiliki banyak kesempatan untuk belajar, baik belajar dari yang usianya lebih kecil maupun yang lebih besar. Anak-anak yang lebih besar belajar untuk toleransi, bersabar dan memungkinkan menjadi contoh. Anak yang lebih besar dapat mengajarkan anak yang lebih kecil, untuk memperkuat yang telah dipelajari sebelumnya. 

3) Memberi kesempatan untuk anak beristirahat setelah sibuk dengan aktivitas mereka. Saat beristirahat, anak menerapkan practical life seperti kegiatan mencuci tangan terlebih dahulu sebelum makan. Anak makan bersama teman dan didampingi oleh guru. Sebelum makan bersama, anak menyiapkan alat makan sendiri makan dan mengambil makanan di tas sendiri. Secara mandiri anak mengambil kotak makan dan botol minum, membuka kotak makan dan membuka tutup botol sendiri. Ketika makan, anak menggunakan sendok, menyendok makanan sendiri, namun jika mengalami kesulitan dalam menyendok, guru secara perlahan membantu anak sampai anak menjadi mandiri menyendok makanan. Anak juga berbagi makanan dengan temannya, karena guru mengajarkan konsep berbagi makanan. Setelah makan bersama, anak merapikan alat makan dan memasukkan kotak makan kedalam tas masing-masing. Terlihat kemandirian dalam melakukan aktivitas saat istirahat. 

4) Saat jam pulang anak secara mandiri memakai sepatu, menggunakan helm (jika membawa helm), dan menggendong tas yang dibawa. Untuk anak yang belum mampu sepenuhnya mandiri, dibantu oleh guru secara perlahan sampai anak mampu melakukannya sendiri.

 

Referensi:

Jaipaul L. R dan james E. J. 2011. Pendidikan Anak Usia Dini; dalam berbagai pendekatan. Jakarta : Prenada Media Group.

Elytasari. (2017). Esensi Metode Montessori dalam Pembelajaran Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah Universitas Nadhatul Ulama Imam Ghazali (UNUGHA). Jurnal Pendidikan Anak – Bunayya, 64-65.

Laksmi, N. M. S., dkk. (2021). Implementasi Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Metode Montessori, Universitas Negeri Malang. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 827-834.

 

 


Berita Terkini