Pertahankan Status Lumbung Padi Nasional, Pj Bupati Subang Dr Imran Dorong Penyelesaian Raperda RTRW

Pertahankan Status Lumbung Padi Nasional, Pj Bupati Subang Dr Imran Dorong Penyelesaian Raperda RTRW

PERTANIAN: Pj Bupati Subang Dr Imran saat mendampingi Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan, Zulkifli Hasan melakukan peninjauan padi siap panen di Desa Sukamandi, Kecamatan Ciasem, belum lama ini.

"Saya ninjau sebetulnya, apa masalahnya kok bibit kita itu tidak merata. Masing-masing bibitnya dari petani mengadakan sendiri. Kita ingin bibit ini standar mutunya yang terbaik sehingga produksinya bisa meningkat itu yang kita harapkan," ucapnya. 

Ia berpendapat produksi padi di dalam negeri akan meningkat paling tidak 10 persen, apabila seluruh petani di Indonesia menggunakan bibit padi yang sesuai dengan standar mutu terbaik. 

"Misalnya 10 persen saja, kan (produksi padi) 31 juta ton kalau 10 persen saja (naik) 3 juta, berarti bisa 34 juta ton. Saya ke sini apa sih problemnya agar pembibitannya bisa lancar, sudah jetemu masalahnya," ucapnya. 

Dalam kesempatan itu, Zulhas juga terlihat berdialog dengan petani setempat, dan menerima banyak sekali keluhan pertanian, terutama mengenai pupuk dan bibit. Mendengar keluhan-keluhan tersebut, ia mengatakan akan menampung semua keluhan itu dan segera memecahkan permasahalannya. 

"Semua diperbaiki, bibitnya diperbaiki, irigasinya diperbaiki, pupuknya dari 4,5 juta ton jadi 9 juta ton lebih, semua kita diperbaiki kalau kita mau optimal (panennya)," ucapnya. 

Pertahankan 84.570 Hektare Sawah

Subang yang dikenal sebagai salah satu lumbung padi nasional, kini menghadapi tantangan besar seiring pertumbuhan industri. Dalam beberapa tahun terakhir, perluasan industri di Subang disinyalir terjadi alih fungsi lahan sawah menjadi area pabrik. 

Meski demikian, data dari Dinas Pertanian Kabupaten Subang menunjukkan bahwa produksi padi di daerah ini masih relatif tinggi. 

Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Subang, Sulaeman Sidik mengungkapkan, produksi padi di Subang saat ini berada di angka rata-rata 7,2 ton per hektar, dengan indeks pertanaman (IP) mencapai 200 hingga 300, tertinggi di Jawa Barat.

“Kami optimis masih bisa mempertahankan Subang sebagai lumbung pangan ketiga di Jawa Barat dan tiga besar nasional,” terangnya saaat diwawancarai Pasundan Ekspres.

Dia menjelaskan, saat ini lahan baku pertanian sebesar 91.797 hektar masih dipertahankan, khususnya pada 84.570 hektar lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) yang dilindungi.

“Tahun 2024, pada musim tanam kedua (gadu) yang berlangsung dari Agustus hingga Oktober, produksi padi di Subang tetap berada di angka 7,2 ton per hektar,” jelasnya.

Angka ini, kata Sulaeman, menunjukkan bahwa Subang masih memiliki produktivitas tinggi meskipun menghadapi tantangan dalam hal ketersediaan lahan.

Dia menyebut, Dinas Pertanian Kabupaten Subang saat ini mengambil berbagai langkah untuk mempertahankan status lumbung pangan ini.

“Kami melakukan pendampingan intensif dan pengawalan untuk meningkatkan provitas dan produktivitas pertanian. Penerapan IP 400 sedang kami dorong, selain itu kami juga menangani kekeringan dengan upaya pompanisasi terpadu,” jelas Sulaeman.

Dia berharap, berbagai upaya tersebut mampu menjadikan Kabupaten Subang tetap menjadi lumbung padi strategis di Jawa Barat dan di Indonesia, meskipun kawasan industri terus berkembang.

Sementara itu, data BPS Kabupaten Subang menyebutkan, produksi padi di Kabupaten Subang pada tahun 2022 mencapai 1.038.780,58 ton. Sedangkan pada tahun 2023 menurun menjadi 1.016.077,04 ton gabah kering giling (GKG).(fsh/cdp/ysp)


Berita Terkini