Pedagang di Pujasera Minta Kejelasan dari Pemda Subang Soal Pembangunan Mall

AKAN DIBANGUN MALL: Masyarakat saat berjalan di dekat eks Bioskop Chandra Pujasera Subang yang akan dijadikan tempat pembangunan Pesona Subang Mall, Selasa (9/7). CINDY DESITA/PASUNDAN EKSPRES
SUBANG–Pembangunan mall di lahan Pujasera Subang menjadi topik perbincangan hangat di kalangan masyarakat, terutama di kalangan pedagang yang saat ini menempati kios dan toko di area tersebut.
Dengan biaya konstruksi yang mencapai Rp700 miliaran dan luas lahan sekitar 2,1 hektare, rencana ini menuai berbagai tanggapan dari para pedagang yang terkena dampaknya langsung.
Kusnadi Linmas Pasar Pujasera mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap pembangunan mal ini. Menurutnya, pembangunan mal hanya akan menguntungkan pihak luar dan menjadikan masyarakat lokal sebagai penonton di tanah mereka sendiri.
“Kalau dibangun mall, penghuninya pasti orang luar Subang. Kami, yang sudah lama berdagang di sini, hanya akan jadi penonton. Lebih baik pasar tradisional diperbaiki dan dibenahi," ucapnya kepada Pasundan Ekspres, Kamis (11/7).
BACA JUGA: Kriminolog Ikut Berkomentar Soal Oknum Polisi Subang Aniaya Pelajar Hingga Tewas
Menurutnya, kehadiran mall justru akan memperlambat perputaran uang di kalangan pedagang lokal. “Kalau dibangun mal, perputaran uangnya lambat. Pendapatan masyarakat dan pedagang lainnya akan berkurang. Ke depannya, masyarakat Subang hanya akan jadi penonton saja,” tambahnya.
Yayah Buyeh, seorang pedagang kaki lima di Pasar Pujasera, memiliki pandangan yang berbeda. Ia setuju dengan pembangunan mall, selama pemerintah memberikan solusi yang adil bagi para pedagang kaki lima.
“Kalau memang itu program dari pemerintah, saya setuju-setuju saja. Diharapkan ekonominya ada kemajuan,” katanya.
Yayah juga menekankan pentingnya adanya pembenahan dalam pengelolaan pasar dan fasilitas pendukung seperti kebersihan dan keamanan.
BACA JUGA: Di Dewan HAM, RI Nyatakan Dukungan Penuh ke Palestina
“Kami berharap pemerintah melakukan pembenahan. Kami sudah dipungut biaya untuk sampah, kebersihan, dan keamanan. Kalau mall dibangun, kami ingin tahu fasilitas apa yang disediakan untuk kami. Mungkin dalam bentuk kredit atau cicilan,” jelasnya.
Selain itu, Yayah berharap pemerintah memberikan sosialisasi yang jelas mengenai rencana pembangunan mall ini, termasuk jadwal dan lokasi baru untuk berdagang.
“Kami ingin tahu kapan pembangunan dimulai, tanggal berapa, tahun berapa, agar kami bisa mempersiapkan semuanya. Yang penting ada kejelasan, dan tempat baru yang layak untuk kami mencari nafkah demi kebutuhan anak dan istri,” tambahnya.
Meskipun ada potensi manfaat ekonomi, tantangan utama tetap pada bagaimana memastikan bahwa pedagang lokal tidak terpinggirkan. Keterlibatan aktif dan dukungan dari pemerintah serta transparansi dalam proses pembangunan adalah kunci untuk mencapai solusi yang memuaskan semua pihak.
Sementara itu, beberapa pedagang mengungkapkan kekhawatiran mereka tentang masa depan mereka jika mal benar-benar dibangun tanpa adanya langkah mitigasi yang memadai.
“Kami khawatir tidak punya tempat untuk berdagang. Kalau dipindahkan, tempatnya harus strategis dan layak,” ucap salah satu pedagang yang tidak mau disebutkan namanya.
Rencana pembangunan mall di Pujasera Subang memunculkan berbagai reaksi dari masyarakat dan para pedagang. Dengan beragam pandangan yang muncul, penting bagi pemerintah untuk melakukan sosialisasi yang baik dan memastikan adanya solusi yang adil bagi semua pihak.
Keterlibatan aktif pedagang dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan menjadi kunci untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.